Kamis, 19 Mei 2011

email dan blog

EMAIL DAN BLOG









NAMA : MUHAMMAD IKBAL

NIM : O90414-201020

TINGKAT : II S1 Keperawatan


DOSEN PEMBIMBING: IRFRANS KUSUMA



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TUANKU TAMBUSAI
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
BANGKINANG
2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Email dan Blog”
Dalam menyelesaikan makalah ini saya banyak mendapatkan masukan dan saran untuk itu saya mengucapkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Irfrans kusuma selaku pembimbing komputer
2. Teman-teman yang telah memberikan masukan dan semangat kepada penulis.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Terima kasih…….

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bangkinang, 16 Mei 2011
Wassalam,


Penulis



i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….........i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..….........ii
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang............................................................................... .1
B. Tujuan Makalah...............................................................................1
C. Metode Pengumpulan Data.............................................................1
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................
A. Email.............................................................................................2
1. Sejarah Email.................................................................................2
2. Komponen Email...........................................................................3
3. Jenis Email.....................................................................................3
4. Metode Pengiriman........................................................................4
5. Mengakses Email...........................................................................4
6. Etika Penggunaan Email................................................................4
7. Keamanan.....................................................................................4
8. Perkembanagn Email ....................................................................5
B. Blog...............................................................................................5
1. Pengertian Blog .............................................................................5
2. Sejarah Blog...................................................................................5
3. Komunitas Blogger...........................................................................6
4. Jenis-jenis Blog.................................................................................6
5. Budaya Populer.................................................................................7
6. Resiko Kejahatan.............................................................................7
7. Terminologi Blog ............................................................................7
BAB III : PENUTUP.........................................................................................
A.Kesimpulan...........................................................................................8
B.Saran.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................












BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data dari situs www.royal.pingdom.com,saat diperkirakan ada 1,3 miliar pengguna surat elektronik atau yang lebih popular di sebut Email diseluruh dunia.para pengunanyapun bervariasi mulai dari anak sekolahan, mahasiswa, professor, pembantu rumah tangga, pengusaha, mentri sampai presiden.
Blog merupakan suatu bentuk aplikasi web yang menyurupai tulisan-tulisan(posting). Tulisan ini sering di buat dalam bentuk terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topic dan tujuan pengguana internet tersebut.
B. Tujuan Makalah
1. Memberikan penjelasan yang lebih signifikan kepada pembaca tentang Email dan Blog
2. Untuk memahami tentang Email dan Blog yang telah ringkas
3. Untuk memenuhi tugas harian

C. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari 1 sumber yaitu internet.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Email
1. Sejarah Email
Semuanya bermula pada tahun 1968 di sebuah perusahaan bernama Olt Break and Newman(BNN). Perusahaan ini dikontrak oleh pertahanaan As untukmenciptakan seuatu yang di sebut ARPANET, yang kemudian menjadi INTERNET.ARPANET bertujuan untuk menciptakan sebuah metode komunikasi antara institusi militer dengan pendidikan satu sama lain.
Program ini bukan merupakan program baru,karena program tersebut sudah ada sekian tahun lalu. Dengan standar masa kini, programtersebut bias dikatakanlebih dari primitive. Apa yang dilakukan program tersebut hanyalah mengirim pesan satu sama lain. Pengguana dapat membuat dokumen teks yang kemudian dikirim ke dalam kotak surat pada mesin yang sama.
Awalnya Rey berekperimen denganprogram yang diberi nama SNDMSG yang bias di gunakan meninggalkan pesan di computer, sehingga orang lain yang memakai computer itu dapat membaca pesan yang ditinggalkan. Lalu ia membuat ekperimennya dengan mengguanakan file protocol yang bernama CYPNET, sehingga program SNDMSG tadi dapat mengirim pesan ke computer lain yang berada dalam jaringan ARPAnet. Itulah awal terciptanya Email. Pesan email pertama kali yang di kirim ray dan meerupakan email pertama kali didunia adalah ‘QWERTYUIOP’.
Pada tahun 1927 ray memperkenalkan icon ‘ @ ‘sebagai identitas email untuk memisah user id dan domain sebuah alamat email yang berarti ‘at’ atau ‘pada’.
Salah satu program email yang terbesar yang dapat di gunakan umum adalah Eudora. Email itu pertama kali ditulis pada 1988 oleh Steve Dorner. Pada saat itu ia adalah karyawan di university if Illinois.

2. Komponen Email
Sebuah alamat email terdiri dari dua bagian, yaitu di sebelah kiri tanda @ disebut user id, yang menunjukkan identitas pemilik email tersebut. User id dapt berupa nama pemilik, singkatan nama, nickname, nomor. Sedangkan teks setelah lambang @ di sebut domain name, yang menunjukkan identitas domain tempat email(mail server) di simpan.
3. Jenis Email
Ada 3 jenis layanan Email yaitu :
a. POPmail
b. E-mail forwarding
c. E-mail berbasis web
ketiga email tersebut ada masing-masing kelebihan dan kekurangannya.
a. POPmail : email jenis ini sama dengan email yang anda terima dari ISP anda
Kelebihannya :
Kemampuan untuk di baca secara offline untuk mengecek email,anda perlu connect ke server POPmial anda, mendownload seluruh email yang ada.
Kekurangannya :
Anda tidak bias mengecek email anda di sembarang tempat.
b. E-mail forwarding : jenis email ini di tawarkan oleh berbagai situs/web.
Kelebihannya :
Anda bias mengecek email anda dimana saja.
Kekurangannya :
Untuk mengecek email anda harus slalu terhubung ke internet
c. E-mail berbasis web
Kelebihannya :
Anda bias menyembunyikan alamat email sebenarnya, selain itu tidak perlu memberitahu email anda yang baru.
4. Metode Pengiriman
Untuk mengirim email kita memerlukan program email-klien. Email yang akan kita kirim melalui beberapa poin sebelum sampai tujuan.
5. Mengakses Email
Email pada mulanya akan disimpan pada sebuah mailserver. Bisanya seseorang yang memakai koneksi ISP untuk disambungkan ke internet, ia akan di berikan satu email gratis. Email akan di simpan di server surat elektronik ISP.
a. Menggunakan browser seperti internet explorer.
Metode ini di kenal dengan nama web-based ,artinya kita mengguanakan media web sebagai perantara ke kotak email.
b. Mengguanakan program pengakses email(mail-client),seperti ; Eudora mail, outlock Express.
Dengan menggunakan program seperti ini sesorang harus mengetahui konfigurasi yang bisa did apt dari ISP. Keuntungannya adalah dapat membca email tanpa terhubung secara terus menerus dengan internet dan puluhan bahkan ratusan email dapat diterima dan dapat dikirimkan secara bersama-sam sekaligus.
6. Etika Penggunaan Email
Etika menulis email sama dengan surat biasa, ada email isinya formal dan non formal.
Hal penting yang harus di perhatiakn :
a. Jangan mengirim email dengan lampiran terlalu besar (lebih dari 1mb)
b. Jangan mengirim lanjut email tanpa berpikir kegunaan bagi yang dituju.
c. Slalu isi kolom subjek, jangan biarkan kosong.
d. Jangan membuat huruf capital karena menunjukakan respon anda.
e. Gunakan kata-kata dengan santun.
7. Keamanan
Keamanan data di email tidaklah terjamin dan ada resikoterbuka untuk umum, artinya semua isinya dapat di baca oleh orang lain.
Hal ini disebakan karena email melewati beberapa server sebelum sampai tujuan. Tidak tertutup kemungkianan ada yang menyadap email tersebut.
Email dapat diamankan melaui tehnik pengacakan. Salah satu program enkripsi terpopuler adalah PGP. Dengan memakai PGP maka isi akan di enkrip, dan hanya orang dituju dapat membca email tersebut. Kerugiannya adalah membuat repot pihak pengirim dan penerima.
8. Perkembangan Email
Mulai tahun 1980-an email sudah bisa di nikmati oleh khalayak umum, baik itu email gratisan maupun yangberbayar. Saat ini banyak email yang berbasai web yang diberikan secara Cuma-ccuma oleh Telkom, Yahoo!, Google, Msn dan lain-lain. Kapasitasnyapun bervariasi mulai dari 100 mb sampai yang tak terbatas.
Akibatnya, kini banyak perusahaan pos di berbagai Negara menurun penghasilannya, karena masyarakat lebih memilih email sebagai media penyampai pesannya.
B. Blog
1. Defenisi Blog
Blog merupakan singkatan dari “Web log” adalah bentuk aplikasi yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum.
2. Sejarah Blog
Blog pertama kali di populerkan oleh Blogger.com yang di miliki Pyra Lab, sebelum akhirnya di akuisisi oleh Google.com pada akhir tahun 2002 yang lalu. Semenjak itu banyak aflikasi-aplikasi bersifat sumber terbuka yang di peruntukkan untuk perkembangan penulis blog tersebut.
Blog mempunyai fungsi sangat beragam, dari catatan harian,media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program media-media dan perusahaan. Sebagian blog di pelihra oleh penulis tunggal sementara lainnya oleh beberapa penulis.
Banyak juga weblog yang memiliki fasilitasi interaksi dengan para pengunjungnya,seperti menggunakan buku tamu atau kolam komentar yang dapat memperkenalkan para pengunjung untuk meninggalkan pesan atau tulisan yang dipublikasikan, namun ada juga sebaliknya atau non interaktif.
3. Komunitas Blogger
Komunitas blogger adalah sebuah ikatan terbentuk dari para blogger berdasarkan kesamaan tertentu, seperti kesamaan asal daerah ,kesamaan kampus, kesamaan hobi, dan sebagainya. Para blogger yang tergabung dalam komunitas blogger tersebut biasanya sering mengadakan kegiatan bersama seperti kopi darat. Untuk bisa bergabung di komunitas blogger biasanya ada semacam syarat atau aturan yang harus dipenuhi untuk bisa masuk di komunitas tersebut, misalnya berasal dari daerah tertentu.
4. Jenis-jenis Blog
Jenis blog ada 16 macam, yaitu ;
a. Blog politik : tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoaalan berbasis blog (kampanye).
b. Blog pribadi : di sebut juga bukuharian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi, gagasan jahat, dan perbincanagn teman.
c. Blog bertopik : blog yang membahas seuatu dan pokus pada batasan tertentu.
d. Blog kesehatan : lebih specific tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan tentang kesehatan dan lain-lain.
e. Blog sastra : lebih dikenal sebagai litetary blog
f. Blog perjalanan : focus pada batasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan tentang perjalanan.
g. Blog riset : persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.
h. Blog hokum : persoalan tentang hokum atau urusan hokum di sebut juga Blog Laws
i. Blog media : berfokus pada bahasan kebohongan media massa, biasanya hanya untuk Koran atau jaringan televise.
j. Blog agama : membahas tentang agama.
k. Blog pendidikan : biasanya di tulis oleh pelajar atau guru.
l. Blog kebersamaan : topic lebih specipik ditulis oleh kelompok tertentu.
m. Blog petunjuk : berisi ratusan link halaman website.
n. Blog bisnis : di gunakan olehpegawai untuk kegiatan promosi bisnis mereka.
o. Blog pengejawantahan : focus tentang objek di luar manusia : seperti anjing.
p. Blog pengganggu : di gunakan untuk promosi bisnis affiliate (spam blog)
5. Budaya Populer
Ngeblog harus di lakuakan tiap waktu untuk mengetahui eksistensi pemilik blog. Sekarang ada 10 juta web yang bisa di temukan di internet dan bisa berkembang lagi karena saat ini banyak sekali sopwert, tool, dan aplikasi internet lain yang dapat mempermudah para blogger merawat blogernya.
6. Resiko Kejahatan
Karena blog sering di gunakan untuk menulis aktivitas sehari-hari penulisnya, ataupun mereflisikan pandangan para penulisnya tentang bermacam topic yang terjadi dan untukberbagi informasi blog menjadi sumber informasi bagi para hecker, pencuri identitas, mata-mata, dan lain sebagainya.banyak berkas rahasia atau isu sensitive di temukan dalam blog. Hal ini berakibat di pecatnya seseorang dari pekerjaannya, di bloker aksesnya, di denda, bahkan di tangkap.
7. Terminology Blog
Terminologi yang berkaitan dengan blog, diantaranya adalah :
a. Blogging : proses membuat blog atau mengakses blog.
b. Blogger : seseorang melakuakn aktivitas blogging.
c. Blogosphere : kumpulan dari semua blog di dunia ini.

BAB III
PENUTUP
A. Ksimpulan
 Sebuah alamat email terdiri atas dua bagian, yaitu user id dan domain name/hostname.
 Ada 3 jenis layanan Email yaitu : POPmail , E-mail forwarding, E-mail berbasis web.
 Untuk mengirim email kita memerlukan program email-klien. Email yang akan kita kirim melalui beberapa poin sebelum sampai tujuan.
 Etika menulis email sama dengan surat biasa, ada email isinya formal dan non formal.
 Keamanan data di email tidaklah terjamin dan ada resikoterbuka untuk umum, artinya semua isinya dapat di baca oleh orang lain.
 Blog merupakan singkatan dari “Web log” adalah bentuk aplikasi yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum.
 Komunitas blogger adalah sebuah ikatan terbentuk dari para blogger berdasarkan kesamaan tertentu, seperti kesamaan asal daerah ,kesamaan kampus, kesamaan hobi, dan sebagainya.
 Jenis blog ada 16 macam.
 Terminologi yang berkaitan dengan blog, diantaranya adalah : Blogging, Blogger Blogosphere
B. Saran
Dalam makalah ini,penulis berharap semoga dalam pembahasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis dan dapat mengetahui tentang Email dan Blog.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Blog
http://gadgetmajikan.wordpress.com/2007/09/19/sejarah-email/
http://my.opera.com/nicoustic/blog/show.dml

Kamis, 12 Mei 2011

statistik dasar

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………......i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..…......ii
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................1
BAB II : TINJAUAN TEORITIS....................................................................
A. Defenisi Statistik Deskriptif............................................................2
B. Frekuensi Distribusi.........................................................................2
1. Pembagian Frekuensi Distribusi...................................................3
2. Kelas Interval.............................................................................. .3
3. Batas Kelas...................................................................................4
4. Jenis Distribusi Frekuensi.............................................................4
5. Penyajian Gambar Distribusi Frekuensi.......................................4
C. Mengukur Sentral Tedensi...............................................................5
1. Mean.............................................................................................5-6
2. Median..........................................................................................7
3. Mode.............................................................................................8
D. Mengukur Dispersi..........................................................................8
1. Range............................................................................................9
2. Variance........................................................................................9
3. Standar Deviasi.............................................................................9
4. Percentiles , Deciles , Quartiles....................................................10
1) koevisien variasi...........................................................................10
E. Distribusi Normal.............................................................................10
F. Teori Probabilitas dan Distribusi Binomial......................................11-12

BAB III : PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................13
B. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................











ii 
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengolahan informasi statistik mempunyai sejarah jauh ke belakang sejak awal peradaban manusia. Pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa mengumpulkan data statistic untuk mendapatkan informasi deskriptif mengenai banyak hal, misalnya pajak, perang, hasil pertanian, dan bahkan pertandingan atletik. Pada masa kini, dengan berkembangnya teori peluang, kita dapat menggunakan berbagai metode statistic yang memungkinkan kita meneropong jauh di luar data yang kita kumpulkan dan masuk ke dalam wilayah pengambilan keputusan melalui generalisasi dan peramalan.
Sering kali kita menghadapi masalah menyajikan sejumlah besar data statistic dalam bentuk yang ringkas dan kompak. Meskipun ukuran numeric bagi lokasi dan ragam jelas merupakan deskripsi yang kompak dan bermanfaat bagi segugus pengamatan, ukuran-ukuran tersebut tidak dapat mengidentifikasi semua ciri yang penting. Sejumlah informasi dapat diperoleh kembali bila data asal yang banyak tersebut diringkaskan dan disajikan delam bentuk tabel, diagram, dan grafik yang layak.
Tujuan
Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang statistik deskriptif.
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari makalah ini adalah:
Untuk mengetahui tentang defenisi statistik deskriptif
Untuk mengetahui tentang frekuensi distribusi
Untuk mengetahui tentang mengukur dispersi
Untuk mengetahui tentang distibusi normal
Untuk mengetahui tentang teori probabilitas dan diatribusi binomial
1 
BAB II
TINJAUAN TEORIRITIS
Defenisi statistik deskriptif
Statistik adalah disiplin ilmu yang mempelajari metode dan prosedur pengumpulan,penyajian,analisa,danpenyimpulan suatu bdata mentah,agar menghasilkan informasi yang lebih jelasuntuk keperluan suatu pendekatan informasi(chandra,B,1995).
statistik deskriptif merupakan metode memparkan hasil penelitian yang telah kita lakuakn dalam bentuk statistik popular yang sederhana ,sehingga setiap orang dapat lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaranyang jelas mengenai hasilpenelitian. (chandra,B,1995).
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna.(ensilopedya).
Statistik Deskriptif adalah data kuantitatif yang dikumpulkan dari lapangan (data mentah), nilainya tidak selalu sama atau seragam tetapi bervariasi dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain(di posting Santoso,S)
Frekuensi Distribusi
Pada suatu penelitian sering terdapat data yang jumlahnya cukup besar untuk memudahkan pengelohan datadi lakukan pengelompokan data dari beberapa kelompok dalam suatu format di sebut tabel frekuensi atau frekuensi ditribusi.Contoh ;bila kita melakukan percobaab memutar keping mata uang 10 kali dan hasilnya 6 kali muka dan 4kali ekor ,data ini dapat di susun dalam tabel frekuensi.
No Hasil f
1 M(Muka) 6
2 E(Ekor) 4
Total 10
2
Pembagian Frekuensi Distribusi
Tabel frekuensi ditribusi dapat di bagoi menjadi dua berdasarkan jenis data yang di pergunakan :
Frekuensi Distribusi Numerikal
bila dalam pengelompokan frekuensinya terdioiri dari data kuanitatif yang menyatakan besar bilangan numerik.
b. Frekuensi Distribusi Katagorikal
bila dalam pengelompokan frekuensinya terdiri daridata kualitatif yang menyatakan jenis atau mewakili katakteristik seperti orang ,jenis kelamin dan lain-lain.
Kelas Interval
Dalam keadaan tertentu,di manabatas antara nilai terendah dan nilai tertingidari suatu set data cukup besar serta terdistribusi secara merata untuk memudahkan pengelolaannya dibagi beberapa group data.sebgaicontoh,hasil dari pemeriksaan tinggi badan 100 orang calon mahasiswa fakultaskedokteran ,ternyata tinggi badan terendah adalah 150 cm dan paling toinggi adalah 172 cm.kita dapat membuat tabel frekuensi dengan beberapa kelas interval seperti tabel dibawah ini :
No Tinggi badan F
1 150 – 154 20
2 155 – 159 35
3 160 – 164 25
4 165 – 169 15
5 170 – 174 5
Total 100

Ada beberapa petunjuk yang sering di pergunakandalam memilih kelas interval :
a. jumlah kelas interval yang sering di oilih yaitu antara 1,2,3,4,5,10,20.
b. batas kelas dan class limit dalam setiap interval di mulai dengan angka kelipatan(k)
3
c. kadang-kadang jumlah kelas dapat di tentukan dengan menggunakan rumus rangge=nilai tertinggi kurangi nilai terendah dari data observasi dan di bagi dengan angkakelipatan,dengan ketentuan angka jumlah kelas hasilperhitungan harus memepunyai niali bulat.
Batas Kelas
Untuk keperluan statistik,niali atas dan nilai bawah batas kelas yang sesungguhnya dalam setiap kelas inteval perlu di ketahui ,,yaitu dengan cara mengurangi nilai bawah dan menambah nilai atas dengan angka 0,5.sebagai contoh,bila bataskelasadalah 95-99,maka nilai sesungguhnya adalah 95,50-99,5 dengantitik tengah atau midpoint adalah (94,5-99,5)/2=97.
Jenis Distribusi Frekuensi
Berdasarkan jenisnya distribusi frekuensi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu Distribusi Frekuensi Relatif, Distribusi Frekuensi Komulatif dan Distribusi Frekuensi Komulatif Relatif.
Distribusi Frekuensi Relatif, yaitu suatu distribusi frekuensi yang fekuensi tiap kelas tidak dinyatakan dalam angka absolut, tetapi dalam angka relatif atau prosentase.
Distribusi Frekuensi Komulatif, yaitu suatu distribusi frekuensi yang menunjukkan jumlah frekuensi berdasarkan jumlah dari masing-masing frekuensi tiap kelasnya terhadap nilai tepi kelasnya. Distribusi frekuensi komulatif dibagi menjadi dua, yaitu distribusi frekuensi komulatif kurang dari dan distribusi frekuensi komulatif lebih dari.
Distribusi Frekuensi Komulatif Relatif, yaitu suatu distribusi frekuensi komulatif yang frekuensi masing-masing kelasnya dinyatakan dalam bentuk prosentase.
Penyajian Gambar Distribusi Frekuensi
Data mentah yang telah dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi akan semakin baik dan lengkap bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data tersebut jika ditambah dengan penyajian suatu gambar. Tujuan penyajian gambar tersebut adalah memudahkan bagi para pihak yang berkepentingan untuk lebih cepat memahami bagaimana perubahan data-data yang disajikan.

4
Dalam menyajikan suatu gambar dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu Histogram, Polygon, Kurva dan Ogive.
Histogram, yaitu suatu gambar untuk menjelaskan distribusi frekuensi yang frekuensi masing-masing kelasnya dinyatakan dalam bentuk segi empat. Garis vertikal untuk menyatakan frekuensi masing-masing kelas dan garis herisontal untuk menyatakan pembagian kelas (dengan menggunakan class boundary bawah).
Polygon, yaitu suatu gambar untuk menjelaskan distribusi frekuensi yang dinyatakan dengan garis lurus yang menghubungkan titik tengah (class mark) dari frekuensi masing-masing kelas. Garis vertikal untuk menyatakan frekuensi masing-masing kelas dan garis herisontal untuk menyatakan pembagian kelas (dengan menggunakan class mark).
Kurva, yaitu suatu gambar untuk menjelaskan distribusi frekuensi yang dinyatakan dengan garis lengkung yang luasnya sama dengan gambar Polygon. Garis vertikal untuk menyatakan frekuensi masing-masing kelas dan garis herisontal untuk menyatakan pembagian kelas (dengan menggunakan class mark).
Ogive, yaitu suatu gambar untuk menjelaskan distribusi frekuensi komulatif. Garis vertikal untuk menyatakan frekuensi komulatif dan garis herisontal untuk menyatakan pembagian kelas (dengan menggunakan class boundari bawah)
Mengukur Sentral Tedensi
Sentral tedensi adalah nilai yang representatif dalam suatu kelompok observasi yang di kenal dengan Mean,Median, dan Mode.
Mean
Dalam kehidupan sehari-hari di kenal sebagai niali rata-rata adri satu set dataobservasi,dan di pergunakan untuk keperluan tes statistik
Rumus :
Ungroup data
Arithmetic Mean x= (⅀x)/n
Keterngan ⅀x=hasil penjumlahan nilai observasi
n = jumlah observasi

5
Contoh : Hasil pemeriksaan berat badan pada 15 orang mahasiswa di dapatkan data berat badan masing mahasiswa yaitu 51,54,55,58,63,64,65,68,69,71,72,78,79dan 80,berapa berat badan rata-rata mahasiswa tersebut ?
perhitungan :
x = (51+54+55+58+63+64+65+68+69+71+72+78+79+ 80)/15 = 65 ,5
Berat badan rata-rata mahasiswa adalah 65,5 cm.
Weighted Mean
Pemberian bobot pada nilai rata-rata dari beberapa observasi.
Rumus : x = (x1 (a)+ x2 (b))/(a+b+⋯)
Contoh :hasil ujian midsemester mata pelajaran biostatistik mahasiswa Fksemester II dengan nilairata-rata 65,9,sedangkan hasil ujian semester dengan rata-rata 71,2,berapa weighted mean hasil ujian semester bila ujian midsemester di beri nilai bobot = 1 dan semester di beri nilai bobot = 27.
Perhitungan :
X = (65,9+142,4)/3
X = 208,3/3=69,4
Niali mean hasil ujian akhir adalah 69,4
group data
perhitungan nilai mean berdasarkan pembagian kelas pada suatu observasi dan cara menentukan titik tengah dari tiap kelas.
Rumus = x= ⅀fx/n
Keterangan : x = midpoin tiap kelas
f = frekuensi tiap kelas
n = total seluruh observasi 6 
contoh : hasil nilai ujian semester 40 0rang mahasiswa Fkdi bagi menjadi 4 group seperti
tabel di bawah ini :
Nilai semester Jumlah mahasiswa
50 – 59 5
60-69 10
70-79 15
80-89 10
Total 40
perhitungan :
Nilai semester F X x^2 fx 〖fx〗^2 Fc
50-59 5 54,5 1190,25 272,50 5951,25 5
60-69 10 64,5 4160,25 645,00 41602,50 15
70-79 15 74,5 5550,25 1117,50 83253,75 30
80-89 10 84,5 7140,25 845,00 7140,50 40
n = 40 Sfx = 2880 〖⅀fx〗^2=202210

Median
Menunjukkan letak angka paling tengah pada suatu deretan angka observasi.(chandra,b).
Median merupakan nilai yang berada di tengah atau rata-rata dari dua nilai yang berada di tengah (jika data jumlah genap), setelah data tersebut diurutkan mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Atau, median adalah nilai tengah suatu kelompok data dimana data itu terbagi dua(posting santoso,s)
Rumus :
ungroup data : MD = 〖(n+1)〗^th/2

7 
contoh : Hasil pemeriksaan berat badan pada 15 orang mahasiswa di dapatkan data berat badan masing mahasiswa yaitu 51,54,55,58,63,64,65,68,69,71,72,78,79dan 80,berapa median ?
MD = 〖(15+1)〗^th/2 = 8 ,angka deretan ke8 adalah 65 kg
group data : Md = 1m + (n/2- cf )/fm×w
Md = 69,5 + (40/2- 15 )/15×10
Md = 69,5 + 3,3 = 72,8
Mode
Modus (mode) dari sejumlah pengamatan adalah nilai X yang paling banyak tampil. Oleh karena itu, dalam sekelompok data mungkin saja tidak memiliki modus. Modus merupakan suatu pengamatan dalam distribusi frekuensi yang memiliki jumlah pengamatan dimana jumlah frekuensinya paling besar atau paling banyak.(di posting Santoso.S)
ungroup data
merupakan angka yang paling banyak di jumpai dalam data observasi
contoh : Hasil pemeriksaan berat badan pada 15 orang mahasiswa di dapatkan data berat badan masing mahasiswa yaitu 51,54,55,58,63,64,65,68,69,71,72,78,79dan 80,berapa mode ?
mode : angka yang paling banyak di jumpai adalah 58
group data
merupakan angka midpoin dari kelas dengan frekuensi paling tinggi.
Mengukur Dispersi
Penyebaran atau variasi dari data nilai mean di sebut dispersi.
8
Dispersi terdiri dari 2 bagian :
Dipersi absolut yang terdiri dari range,variance,standar deviasi, percentiles,deciles,quartiles
2. Dipersi relatif yang berupa koefisien variasi.
Range
Adalah selisih antara nilai paling tinggi dan paling rendah dalam suatu observasi.
Rumus :
ungroup data
range = niali paling tinggi – niali paling rendah
group data
range = true upper limit dari kelas interval yang paling tinggi di krangi true lower limit dari kelas interval paling rendah.
Variance
Merupakan pangkat dua standar deviasi dari data nilai mean suatu observasi.
Rumus :
ungroup data s^2=(⅀x^(2 )–〖(⅀x)〗_n^2)/(n-1)
group data s^(2 = (〖⅀fx〗^2-〖⅀fx〗_n^2)/(n-1))
Standar Deviasi
Merupakan deviasi atau penyimpangan dari nilai mean suatu observasi.
Rumus :
a. ungroup data s = √(〖⅀x〗^(2 )– 〖(⅀x)〗_n^2 )/(n-1)
b. group data s = √(〖⅀fx〗^(2 )– 〖(⅀fx)〗_n^2 )/(n-1)
9 
4) percentiles,deciles,quartiles
rumus : pi = li + (((n)(i))/100)/n-cf wi
keterangan : pi = hasil perhitungan kelas persentiles
I = angka percentiles yang telah di tentukan
li= true lower limit dari kelas percentiles
n= total seluruh observasi
cf= cumulative frekeuncy di kelas median sebelum kelas percentiles
wi= besarnya kelas median
Coefficient of variation
rumus : cv = s/x x 100
Distribusi Normal
Distribusi normal merupakan distribusi data kuantitatif kontinu atau variabel X yang tersebarsecara merata dan simetris ,membentuk kurvaseperti lonceng.sifat penyebaran dari variabel Xadalah kontinudan berlaku untuk semua bilangan interval tertentu ,di sebut sebagai probabilty density function dengan tinggi kurva y untuk setiap nilai x adalahsebagai berikut :
y= 1/(σ√2π) e^(-1⁄2)(((x)- (µ))/σ) 2
Keterangan : µ=mean distribusi normal
σ=standar deviasi
e=bilangan exponential
π = jari – jari lingkaran


10
Distribusi normal sangat penting dan merupakan kerangka dasar dalam test statistik,dan harusmemenuhi kriteria sebagai berikut :
a.mempunyai dua parameter populasi yang lengkap yaitu mean dan standar deviasi.
b.kurva mempunyai bentuk seperti lonceng dan simetris terhadap mean.
c.mean,median dan mode dari seluruh distribusi adalah sama.
d.total daerah di bawah kurva nilainya adalah Satu
e.mempunyai ekor yang panjang di kedua sisi X sesuai dengan prediksi distribusi.
Teori Probabilitas dan Distribusi Binomial
Probabilitas adalah proporsi semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa ,baik secara teoritis maupun hipotesis.Aplikasi probabilitas yang penting dalam statistik adalah distribusi teoritis atau distribusi binomial.
sebagai contoh,bila kita memutar uang logam ,maka kemungkinan keluar muka dan belakang sama besar,di mana probabilitas muka (P)=0,5 dan probabilitas belakang (Q) = 1-p.keadaan ini di sebut sebagai distribusi binomial.sebaliknya bila kita main dulu,kemungkinan keluar masing-masing angka dari satu sampai dengan enam sama besar,sehingga probabilitasnya adalah 1/6,dan keadaan ini di sebut ditribusi multinomial.
Pada distribusi binomial,variabel populasinya adalah kualitatif atau di sebut atribut mewakili satu atau dua kategori,misalnya hidup atau mati,tinggi atau rendah dan lain sebagainya.di sini di hitung adalah proporsi dari masing kategori,misalnya kategori ya = p dan kategori mati =q atau (1-p).
Rumus : f=np
σ^(2 )=npq
σ= √npq
11 
Contoh 1 :Hasil tes masuk 100 orang mahasiswa FK ternyata 35% dari mereka berasal dari desa,ditanya berapa mean,variance dan standar deviasi populasi ?
Perhitungan :
p=0,35
q=(1-0,35)
µ=np
µ=100x 0,35=35
σ^(2 )=100(0,35 ×0,65)= 22,75
σ= √npq
σ=22,75 σ=4,76
Jadi mean populasi adalah 35 orang dengan variance 22,75 dan standar deviasi 4,76.
Contoh II : Hasil test IQ pada murid SD,di ketahui mean IQ = 120 dan proporsi murid memiliki IQ < 120 = 0,40,berapa jumlah murid SD,variance dan standar deviasi?
Perhitungan :
p=0,40
q=(1-p)
µ=np
120=n x 0,4
n=300 orang
σ^2=300(0,40x 0,60)=72
σ=√(72 )
σ=8,4
jadi jumlah murid SD adalah 300 orang dengan variance 72 dan standar deviasi 8,4.

12

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
statistik deskriptif merupakan metode memparkan hasil penelitian yang telah kita lakuakn dalam bentuk statistik popular yang sederhana ,sehingga setiap orang dapat lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaranyang jelas mengenai hasilpenelitian. (chandra,B,1995).
Pada suatu penelitian sering terdapat data yang jumlahnya cukup besar untuk memudahkan pengelohan datadi lakukan pengelompokan data dari beberapa kelompok dalam suatu format di sebut tabel frekuensi atau frekuensi ditribusi.
Tabel frekuensi ditribusi dapat di bagi menjadi dua berdasarkan jenis data yang di pergun akan : Frekuensi Distribusi Numerikal dan Frekuensi Distribusi Katagorikal
Berdasarkan jenisnya distribusi frekuensi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu Distribusi Frekuensi Relatif, Distribusi Frekuensi Komulatif dan Distribusi Frekuensi Komulatif Relatif.
Dalam menyajikan suatu gambar distribusi frekuensi dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu Histogram, Polygon, Kurva dan Ogive.
Sentral tedensi adalah nilai yang representatif dalam suatu kelompok observasi a ,yang di kenal dengan Mean,Median, dan Mode.
Mengukur Dispersi adalah Penyebaran atau variasi dari data nilai mean di sebut dispersi, Dispersi terdiri dari 2 bagian : Dipersi absolut yang terdiri dari range,variance,standar deviasi, percentiles,deciles,quartiles dan Dipersi relatif yang berupa koefisien variasi.
Probabilitas adalah proporsi semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa ,baik secara teoritis maupun hipotesis.Aplikasi probabilitas yang penting dalam statistik adalah distribusi teoritis atau distribusi binomial.
13 
Saran
Dalam makalah ini,penulis berharap semoga dalam pembahasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis dan dapat mengetahui tentang Peran Diri.














14
DAFTAR PUSTAKA
Chandra.b(1995), Pengantar Statistik Kesehatan , jakarta : EGC

penekan saraf pusat

ASMA








KELOMPOK :
MUHAMMAD IKBAL
MUHAMMAD AL-AMIN
METRIANIS UTAMI
MARISSA
MALINDA


DOSEN PEMBIMBING: RINALDI IRWAN, S. Farm., Apt.


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TUANKU TAMBUSAI
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
BANGKINANG
2011

KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “”Psikodepresiva’

Dalam menyelesaikan makalah ini saya banyak mendapatkan masukan dan saran untuk itu saya mengucapkan ucapan terima kasih kepada:
1. Rinaldi Irwan, S. Farm., Apt. selaku pengajar Konsep dasar keperawatan
2. Teman-teman yang telah memberikan masukan dan semangat kepada penulis.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih…….

Wassalam


Bangkinang, 5 November 201O



KELOMPOK




i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..…....ii
BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Batasan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................
A.Psikodepresiva................................................................................2
B. Sedatif-.Hipnotik...........................................................................2
C. Kategori Sedatif-Hipnotik.............................................................2-5

BAB III : PENUTUP....................................................................................
A.Kesimpulan.....................................................................................6
B.Saran...............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................







ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat-obat penekan SSP menimbulkan penurunan aktivitas fungsional dalam berbagai tingkat pada sistem saraf pusat.penuruan aktivitas fungsional tergantung dari jenis dan jumlah obat yang di pakai.
Hipnotik Sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang relatif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati, bergantung kepada dosis.

B Batasan Masalah
Didalam pembahasan makalah ini akan membahas beberapa masalah penting yang berhubungan dengan”Psikodepresiva”.
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Psikodepresiva.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui psikodepresiva
b. Mengetahui sedatif-hipnotik
c. Menetahui kategori sedatif-hipnotik

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Psikodepresiva
Psikodepresiva berefek menekan SSP dengan ketergantungan fisik dan psikis yang kuat (Tjay.T dkk).

B. Sedatif dan Hipnotik
Sedatif dan Hipnotik merupakan Berbagai senyawa mempunyai kemampuan mendepresi fungsi sistem saraf pusat (SSP) sehingga menimbulkan penenangan atau rasa kantuk(Www.medicastore.com)
1. Sedatif
Sedatif merupakan suatu obat mengurangi keterangsangan,menekan aktivitas, dan menenangkan penerimanya(http://merumerume wordfress.com).
Suatu obat sedatif yang efektif harus dapat mengurangi ansietas dan tanpa berefek pada fungsi motorik dan mental.
2. Hipnotik
Hipnotik merupakan suatu obat yang dapat menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis(http://merumerume wordfress.com).
Jika di berikan dosis yang sangat tinggi obat-obat sedatif hipnotik dapat mancapai anestesi.
C. Kategori Sedatif dan Hipnotik
Kategori obat Sedatif dan Hipnotik di antaranya :
1. Senyawa Barbiturat
Barbiturat mendepresi aktivitas semua jaringan yang dapat terangsang secara reversibel, berkisar dari sedasi ringan sampai anastesia umum.
Masa kerja senyawa barbiturat ada 3 kelompok :
a) Masa kerja panjang ; fenobarbital ,mefobarbital , metabarbital yang di pakai untuk mengendalikan kejang (epilepsi).
2
b) Masa kerja sedang ; amobarbital , aprobarbital ,butabarbital yang di pakai untuk mempertahan kan tidur dalam jangka waktu panjang.
c) Masa kerja singkat ;penthotal yang di pakai untuk anestesi umum
Sekobarbital ,penthobarbital yang di pakai untuk penderita sulit untuk tidur(insomnia).
2. Senyawa benzodiazepin(minor tranquilizer atau antiansietas)
Beberapa obat Hipnotik Sedatif dari golongan Benzodiazepin digunakan juga untuk indikasi lain, yaitu sebagai pelemas otot, antiepilepsi, antiansietas dan sebagai penginduksi anestesis
Tiga senyawa benzodiazepin yang di pasarkan sebagai hipnotik : flurazefam ,temazepam ,triazolam.
Obat-obat yang aktif pada reseptor benzodiazepin dapat dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan waktu paruh eliminasinya:
1) benzodiazepin kerja sangat singkat;
2) obat kerja-singkat, dengan t1/2 kurang dari 6 jam, antara lain: triazolam, zolpidem, nonbenzodiazepin (t1/2, sekitar 2 jam), dan zopiklon (t1/2 5 sampai 6 jam);
(3) obat kerja-sedang, dengan t1/2 6 sampai 24 jam, antara lain estazolam dan temazepam.
(4) obat kerja lama, dengan t1/2 lebih dari 24 jam, antara lain flurazepam, diazepam, dan kuazepam. Benzodiazepin dan metabolit aktifnya berikatan dengan protein plasma.
3. Senyawa sedatif-hipnotik baru.
1) Buspiron
Buspiron memperbaiki ansietas tanpa menimbulkan sedasi.

3
2) Zolpidem
Zolpidem merupakan suatu turunan dari imidazopiridin.bisa di gunakan untuk mengobati insomnia jangka pendek.
4.Senyawa sedatif-hipnotik tua
Obat ini meliputi kloralhidrat ,piperidinedion ,dan karbamat
Walaupun harga kloralhidrat murah sehingga punya daya tarik,akan tetapi dapat merupakan seyawa larut dalam air di enzim hati.

Obat-obat Hipnotik Sedatif yang beredar di Indonesia (http://merumerume wordfress.com) :
1. Flurazepam
Flurazepam diindikasikan sebagai obat untuk mengatasi insomnia. Hasil dari uji klinik terkontrol telah menunjukkan bahwa Flurazepam menguarangi secara bermakna waktu induksi tidur, jumlah dan lama terbangun selama tidur , maupun lamanya tidur. Mula efek hipnotik rata-rata 17 menit setelah pemberian obat secara oral dan berakhir hingga 8jam.

2. Midazolam
Midazolam digunakan agar pemakai menjadi mengantuk atau tidur dan menghilangkan kecemasan sebelum pasien melakukan operasi atau untuk tujuan lainnya Midazolam kadang-kadang digunakan pada pasien di ruang ICU agar pasien menjadi pingsan
3. Nitrazepam
Nitrazepam juga termasuk golongan Benzodiazepine. Nitrazepam bekerja pada reseptor di otak (reseptor GABA) yang menyebabkan pelepasan senyawa kimia GABA (gamma amino butyric acid). GABA adalah suatu senyawa kimia penghambat utama di otak yang menyebabkan rasa kantuk dan mengontrol kecemasan
4. .Estazolam
Estazolam digunakan jangka pendek untuk membantu agar mudah tidur dan tetap tidur sepanjangmalam.
4
5. ZolpidemTartrate
Zolpidem Tartrate bukan Hipnotika dari golongan Benzodiazepin tetapi merupakan turunan dari Imidazopyridine. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 10 mg. Zolpidem disetujui untuk penggunaan jangka pendek (biasanya dua minggu) untuk mengobati insomnia.












5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Psikodepresiva berefek menekan SSP dengan ketergantungan fisik dan psikis yang kuat (Tjay.T dkk).
2. Sedatif dan Hipnotik merupakan Berbagai senyawa mempunyai kemampuan mendepresi fungsi sistem saraf pusat (SSP) sehingga menimbulkan penenangan atau rasa kantuk(Www.medicastore.com)
3. Sedatif merupakan suatu obat mengurangi keterangsangan,menekan aktivitas, dan menenangkan penerimanya(http://merumerume wordfress.com)
4. Hipnotik merupakan suatu obat yang dapat menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis(http://merumerume wordfress.com).
5. Kategori obat Sedatif dan Hipnotik di antaranya :
a. Senyawa Barbiturat
b. Senyawa benzodiazepin
c. Senyawa sedatif-Hipnotik baru
d. Senyawa sedatif-Hipnotik tua
6. Obat-obat Hipnotik Sedatif yang beredar di Indonesia (http://merumerume wordfress.com) :
a) Flurazepam
b) Midazolam
c) Nitrazepam
d) Estazolam
e) ZolpidemTartrate

6
B. Saran
Dalam makalah ini,penulis berharap semoga dalam pembahasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis .






















7
DAFTAR PUSTAKA
Katzung.B.G(1997), Farmakologi Dasar Dan Klinik, Jakarta: EGC
Kee.J.L(19960, Pendekatan Proses Keperawatan , Jakarta : EGC
Hasan.A(2010), Farmako II!Di peroleh pada tanggal 05 November 2010,dari http://merumerume wordpress.com
Www.Medicastore.com
Tjay.t.h(2010), Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan efek sampingnya! peroleh pada tanggal 05 November 2010,dari google books

TINDAKAN KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang teori tindakan praktek kebutuhan dasar manusia 2.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang perawatan diri pada mulut dan gigi
b. Mengetahui tentang perawatan diri pada alat kelamin
c. Mengetahui tentang pemenuhan kebutuhan cairan dan elekrolit
d. Mengetahui tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi
e. Mengetahui tentang perawatan luka.














1 
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perawatan Diri Pada Mulut dan Gigi
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya,sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.banyak organ yang berada dalam mulut,seperti orofaring,kelenjar paratiroid,tonsil,uvula,kelenjar sublingual,kelenjar submaksilaris dan lidah.
1. Masalah pada mulut dan gigi
Masalah yang sering terjadi pada kebersihan mulut dan gigi,antara lain :
a. Halitosis, bau yang tidak sedap yang dapat di sebabkan oleh kuman atau lainnya.
b. Ginggivitas, radang pada daerah gusi.
c. Karies, radang pada gigi.
d. Stomatitis, radang pada daerah mukosa.
e. Peridontal, desease(gusi yang mudah berdarah dan bengkak).
f. Glostitis, radang pada lidah.
g. Chilosis,bibir yang pecah-pecah.
2. Merawat mulut dan gigi
Merawat mulut dan gigi merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan cara membersihkan serta menyikat gigi dan mulut secara teratur.
Tujuan perawatan ini adalah mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut,membantu menambah nafsu makan,serta menjaga kebersihan gigi dan mulut.
B. Perawatan Diri Pada Alat Kelamin
Perawatan diri pada alat kelamin yang di maksud adalah pada alat kelamin perempuan, yaitu perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris ,terletak di depan simpisis pubis,labia mayora;yang merupakan dua lipatan besar membentuk vulva,labia minora; yang merupakan dua lipatan kecil diantara atas labia 2 mayora,klitoris,kemudian bagian yang terkait di sekitarnya,seperti uretra,vagina,perineum dan anus.
1. Vulva higiene
Vulva higiene merupakan tindakan keperwatan pada pasien yang tidak mampu membersihkan vulva sendiri .
Tujuannya adalah mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga kebersihan vulva.
C. Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.kebutuhan caairan dan elektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia seseorang.kebutuhan cairan sagat di perlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan ke dalam sel,sisa metabolisme,memelihara suhu tubuh,mempermudah eliminasi dan membantu pencernaan.di samping kebutuhan cairan,elektrolit sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam dan basa,konduksi saraf ,kontraksi muskular dan osmolaritas.
Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal.untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit seimbang maka pemasukan harus sesuai dengan kebutuhan.pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat di laukan melalui pemberian cairan peroral atau intavena.
1. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan melalui infus merupakan Tindakan keperawatan di lakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena(infus).pemberian cairan infus di berikan pada pasien yang mengalami pengeluran cairan yang berat.tindakan memerlukan kesterilan mengingat lansung berhubungan dengan pembuluh darah.pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena diantaranya vena sefalika,mediana kubiti,vena safena dan vena temforalis frontalis.selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan,juga dapat di lakukan pada pasien syok,pra dan pascabedah,sebelum tranfusi darah atau pasien membutuhkan pengobatan tertentu.
3
Tujuannya memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian nutrisi
D. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan di gunakan dalam aktivitas sehari-hari.
1. Nutrien merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan
Macam-macam nutrien :
a. Karbohidrat
b. Lemak
c. Protein
d. Mineral
e. Vitamin
f. Air
2. Masalah kebutuhan nutrisi
Gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas ;
a. kekurangan nutrisi
b. kelebihan nutrisi
c. obesitas
d. malnutrisi
e. diabetes mellitus
f. hipertensi
g. jantung koroner
h. kanker
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat di lakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral,enteral(pipa lambung) dan parenteral
a. Pembrian nutrisi melalui pipa lambung
Pembrian nutrisi melalui pipa lambung merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien yang tidak mampu memnuhi kebutuhan nutrisi peroral atau adanya gangguan fungsi menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung. 4
Tujuan Pembrian nutrisi melalui pipa lambung untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
E. Perawatan Luka
Luka merupakan suatu keadaan terputusnnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
1. Jenis luka
Jenis luka di bagi menjadi :
a. Berdasarkan sifat kejadian luka di bagi 2 :
1) Luka sengaja misalnya terkena radiasi atau bedah
2) Luka tidak di sengaja misalnya luka terkena trauma
Luka tidak di sengaja di bagi :
a) Luka tertutup ; jika terjadi robekan
b) Luka terbuka ; jika terjadi robekan,seperti :
• Luka abrasio
• Luka puncture
• Luka hautration
b. Berdasarkan penyebabnya luka di bagi 2 :
1) Luka mekanik terdiri atas :
a) Vulnus scissum
b) Vulnus contusum
c) Vulnus kaceratum
d) Vulnus punctum
e) Vulnus seloferadum
f) Vulnus morcum
g) Vulnus abrasio
2) Luka non mekanik terdiri atas :
a) Zat kimia
b) Termik
c) Radiasi
d) Sengatan listrik
5
2. Proses penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka melalui empat tahap :
a. tahap respon inflamasi akut akibat cedera
b. tahap destruktif
c. tahap poliferatif
d. tahap maturasi
3. Faktor mempengaruhi penyembuhan luka.
Proses penyembuhan luka di pengaruhi oleh berbagai faktor :
a. Vaskularisasi
b. Anemia
c. Usia
d. Penyakit lain
e. Nutrisi
f. Kegemukan
4. Merawat luka
Merawat luka merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu proses percepatan penyenbuhan luka.
Dalam merawat luka di butuhkan sterilitas mengingat luka sangat rentan terhadap masuknya mikroorganisme dan adanya disintegritas jaringan.
Tujuan merawat luka untuk mencegah infeksi silang dan mempercepat proses penymbuhan luka.








6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Merawat mulut dan gigi merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan cara membersihkan serta menyikat gigi dan mulut secara teratur.tujuan perawatan ini adalah mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut,membantu menambah nafsu makan,serta menjaga kebersihan gigi dan mulut.
2. Vulva higiene merupakan tindakan keperwatan pada pasien yang tidak mampu membersihkan vulva sendiri.Tujuannya adalah mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga kebersihan vulva
3. Pemberian cairan melalui infus merupakan Tindakan keperawatan di lakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena(infus).pemberian cairan infus di berikan pada pasien yang mengalami pengeluran cairan yang berat. Tujuannya memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian nutrisi
4. Pemberian nutrisi melalui pipa lambung merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien yang tidak mampu memnuhi kebutuhan nutrisi peroral atau adanya gangguan fungsi menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung.Tujuan Pembrian nutrisi melalui pipa lambung untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
5. Merawat luka merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu proses percepatan penyenbuhan luka.Tujuan merawat luka untuk mencegah infeksi silang dan mempercepat proses penymbuhan luka.
B. Saran
Dalam makalah ini,penulis berharap semoga dalam pembahasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis.


7
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Aziz Alimul( 2007).Pengantar kebutuhan dasar manusia 1, Jakarta: Salemba Medika
Hidayat,Aziz Alimul( 2007).Pengantar kebutuhan dasar manusia 2, Jakarta: Salemba Medika
Hidayat,Aziz Alimul( 2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia , Jakarta: EGC

PERAN DIRI

PERAN DIRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yangberhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial.
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992 ).terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak.Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang peran diri
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengenal defenisi peran,pembagian peran,transisi peran,penyebab gangguan peran
b. Mampu mengenal proses keperawatan dari klien dengan Gangguan penampilan peran.
c. Agar pembaca memiliki pengetahuan tentang tinjauan teoritis dari peran diri.


C.Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan dengan masalah gangguan penampilan peran ?






















BAB II
DASAR TEORITIS
A.Konsep Dasar
1. Defenisi Peran
Peran diri adalah serangkaian prilaku yang di harapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola atau sikap,prilaku,nilai dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Alimul,A.2007)
Peran diri adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkannya dari seseorang berdasarka dan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992 ).
Peran diri adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21)
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja
2. Pembagian Peran
Peran terbagi menjadi 2 macam :
a. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan.
Ex : peran tu uda ,kita sbg perwat karena tidak ada tim kesehtan lain ,kita harus slalu siap
b. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.
Ex : Peran sbg perawat ,itu yang kita pilih.
3. Transisi Peran
Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-perubahan peran, baik yang sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat karena situasional. Hal ini, biasanya disebut dengan transisi peran.
Transisi peran tersebut dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti berikut :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan ertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk penyesuaian diri.
Ex :sewaktu anak anak begini peran/tugasny a. remaja begini .dewasa begini perannya
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Ex :yesman anak bermain,beljar lahir adik kita, otomatis bertambah peran kita sprti mengasuh adik kita.
d. Ex: kerja kita hanya bljr ,tapi karena tua kita telah meninggal kerja orng tua kita yang mengerjakan.
e. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan
4. Penyebab gangguan peran
Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
1) Peran dalam keluarga
2) Peran dalam pekerjaan/sekolah
3) Peran dalam berbagai kelompok
Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat dirumah sakit. Atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan perannya yang biasa.
Menurut Stuart dan Sundeen ada 5 ( lima ) factor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran :
a) Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
b) Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran individu
Ex :sesuai tanggapan orang tua Peran kita sbgi prwt ..
c) Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
d) Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
e) Kesesuaian situasi/keadaan yang dapat mendukung pelaksanaan peran

Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan gangguan peran sebagai berikut
 Konflik peran interpersonal
Individu dan lingkungan tidak mempunyai harapan peran yang selaras/sesuai.Contoh peran yang tidak adekuat/memadai
 Kehilangan hubungan yang penting
 Perubahan peran seksual
 Keragu-raguan peran

 Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran sehubungan dengan proses menua
 Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran
 Ketergantungan obat
 Kurangnya keterampilan sosial
 Perbedaan budaya
 Harga diri rendah
 Konflik antar peran yang sekaligus di perankan.
B.Asuhan keperawatan
1). Pengkajian
 Identitas klien
• Nama
• Umur
• Jenis kelamin
• Tanggal masuk
• Dsb
 Data dasar pengkajian klien
DS :
DO :
2) .Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang mungkin muncul adalah:
Gangguan penampilan peran berhubungan dengan perubahan pada lingkungan
Sosial.
Kriteria Hasil :
1. Menyatakan penerimaan situasi diri
2. Membuat tujuan realitas/rencana untuk masa depan.
3. Memasukkan perubahan dalam konsep diri tanpa peran diri negatif.
3). Perencanaan
Mandiri :
1. Kaji perubahan pada pasien.
Rasionalnya: perubahan tiba-tiba, tak diantisipasi, membuat perasaan kehilangan pada kehilngan aktual/ yang dirasakan . ini memerlukan dukungan dalam perbaikan optimal.
2. Terima dan akui ekspresi frustasi ketergantungan, marah, kedukaan, dan kemarahan.
Rasionalnya: penerimaan perasaan sebagai respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan. Mendorong pasien sebelum siap untuk menerima situasi. Penyangkalan mungkin lama dan mungkin mekanisme adaptif karna pasien tidak siap mengatasi masalah pribadi.
3. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan,dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
Rasionalnya: meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat.
4. berikan harapan dalam parameter situasi individu jangan memberikan keyakinan yang salah.
Rasionalnya: meningkatkan prilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realistis.
5. berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
Rasionalnya: kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya prilaku koping positif,

Kolaborasi
1) Rujuk ke terapi fisik, konsul kejuruan, dan konsul psikiatrik.
Rasionalnya: membantu dalam mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kemandirian
4) Implementasi
Mandiri :
1. Mengkaji perubahan pada pasien.
2. Menerima dan mengakui ekspresi frustasi ketergantungan, marah, kedukaan, dan kemarahan
3. menyikapi realistis dan positif selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan,dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
4. Memberikan harapan dalam parameter situasi individu jangan memberikan keyakinan yang salah.
5. Memberikan penguatan positifterhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
Kolaborasi:
1) Merujuk ke terapi fisik, konsul kejuruan, dan konsul psikiatrik.
5) Evalausi









BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1.Peran adalah serangkaian prilaku yang di harapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola atau sikap,prilaku,nilai dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (.Aziz.A.,2007)
2.Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkannya dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992 ).
3.Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja
B.Saran
Dalam makalah ini,penulis berharap semoga dalam pembahasan ini
Dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis dan dapat mengetahui tentang Peran Diri.













6
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,Aziz( 2007).Pengantar kebutuhan dasar manusia, Jakarta: Salemba Medika
Flyingdutchman. Y(2010), Asuhan Keperawatan Jiwa!Di peroleh pada tanggal 01 oktober 2010,dari http://yoehades flyingdutchman.blogspot com.

mekanisme pembelaan ego

Nama : MUHAMMAD IKBAL
NIM : 090414-201020
TUGAS : Keperawatan jiwa
Topik : Mekanisme Pembelaan Ego
Mekanisme pembelaan Ego :
1. Fantasi : memuaskan keinginan yang terhalang,dengan prestasi khayalan.
2. Penyangkalan : melindungi diri sendiri terhadap kenyataan yang tidak menyenangkan dengan menolak menghadapi hal itu,sering dengan cara melarikan diri seperti menjadi sakit atau kesibukan yang lain-lain.
3. Rasionalisasi : berusaha membuktikan bahwa prilakunya itu masuk akal dan dapat dibenarkan sehingga di setujui oleh diri sendiri dan masyarakat.
4. Identifikasi : menambah rasa harga diri,dengan menyamakan dirinya dapaengan orang atau instituti yang mempunyai reputasi.
5. Introyeksi : meyatukan nilai dan norma luar denganstruktur egonya sehingga individu tidak tergantung pada belas kasihan dari luar yang dirsakan sebagai ancaman.
6. Represi : mendorong pikiran yang menyakitkan atau berbahaya masuk ke alam sadar.
7. Regresi : mundur ke tingkat perkembanagan yangbrlum matang,dengan responsyang kurang matang dan biasany juga dengan aspirasi yang kurang.
8. Proyeksi : menyalahkan orng lain dengan kesukarannya ataukeinginannya yang tidak baik.
9. Penyusunan reaksi : mencegah keinginan yang berbahaya bila diekpresikan,dengan melebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannyasebagai rintangan.
10. Sublimasi : mencari penmuasaan atau menghilangkan keinginan sexualdalamkegitan non sexual.
11. Kompensasi: menutupi kelemahan dengan menonjolkan sikap yang diinginkan atau pemuasaan secara berlebihan dalam satu bidang karena mengalami frustasi dalam bidang lain.
12. Salah-pindah : melepaskan perasaanyang terkekang,,biasanya permusuhan,pada yang tidak begitu berbahay .
13. Pelepasan : menebus dan dengan demikian meniadakan keinginan atau tindakan yang tidak bermoral.
14. Penyekatan emosional : mengurangi keterlibatan ego dan menarik diri menjadi pasif untuk melindungi diri sendiri dari rasa sakit.
15. Isolasi (inteketualisasi) : memutuskan pelepasan efektif karena keadaan menyakitkanatau memisahkan sikap-sikapyang bertentangan dengan tembokyang tahanlogika.
16. Simpatisme : berusaha memperoleh simpati dariorang laindan demikian menyokong rasa harga diri ,meskipun gagal dalam suatu usaha.
17. Pemeranan :mengurangi kecemasan yangdi babngkitkanleh keinginan yang terlarangdengan membiarkan ekpresinya.

DAFTAR PUSTAKA
Maramis ,Willy F (2009), Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa ,Jakarta : EGC

masalah keb cairan dan elektrolit

Nama : MUHAMMAD IKBAL
NIM : 090414-201020
Tugas : KMB
1.Masalah kebutuhan caian
A. Hipervolume atau Dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan.tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler.sebagai kompensasi akibat penurunan cairan intersitial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel.
Ada 3 macam kekurangan cairan eksternal , yaitu :
1. Dehidrasi isotonik terjadi jika tubuh kehilangan jumlah cairan dan elektrolit seimbang.
2. Dehidrasi hipertonik terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air dari pada elektrolit.
3. Dehidrasi hipotonik terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektolit dari pada air.
Macam dehidrasi berdasrkan darjatnya :
1. Dehidrasi berat, dengan ciri-ciri :
a. Pengeluaran cairan sebanyak 4-6 lt
b. Serum natrium mencapai 159-166 mEq/lt
c. Hipotensi
d. Turgor kulit buruk
e. Oliguria
f. Nadi dan pernapasan meningkat
g. Kehilangan cairan mencapai lebih 10% BB
2. Dehidrasi sedang, dengan ciri-ciri :
a. Kehilangan cairan 2-4 lt
b. Serum natrium mencapai 152-158 mEq/lt
c. Mata cekung
3. Dehidrasi ringan dengan ciri kehilangan cairan mencapai 5% BB
B. Hipervolume atau Hiperhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang di timbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume(peningkatan volume darah) CARA MENGATASI dan edema(kelebihan cairan pada intersitial).CARA MENGATASI
Normalnya cairan intersitial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat diantara jaringan.
Edema anasarka adalah edema yang terdapat diseluruh tubuh.peningkatan tekanan hidrostatik yang sangat besar menekan sejumlah cairan sehingga kemembran kapiler paru yang menyebabkan edema paru dan dapat menyebabkan kematian.
Kelebihan cairan ekstraseldi hubungkan dengan gagal jantung,sirosis hati dan kelainan ginjal.
Kelebihan ekstrasel gejala yang sering timbulkan adalah edema perifer,asites,kelopak mata membengkak ,suara napas ronchi basah,penambahan BB tidak normal.
2. Masalah Kebutuhan Elektolit
a) Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natriumdalam plasma darah yang di tandai dengan adanya kadar natrium dalam plasma sebanyak kurang 135 mEq/lt, rasa haus berlebiha, denyut nadi yang cepat, hipotensi, konvulsi, dan membran mukosa kering.Hiponatremia disebabkan oleh hilangnya cairan tubuh secara berlebihan, misalnya ketika tubuh mengalami diareyang berkepanjangan.
b) Hipernatrenia
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium plasma tinggi, ditandai dengan mukosa kering, oligari, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak,kulit kemerahan, lidah kering, konvulsi, suhu badan naik, serta kadam natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/lt.di sebabkan karena dehidrasi, diare, pemasukan air berlebihan sedangkan pemasukan garam sedikit.
c) Hipokalemia
Hipokalemia merupakan suatukeadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.sering terjadi pada pasien yamg diare berkepanjangan yang ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya TD, tidak nafsu makandan muntah,perut kembung, lemah dan linaknyaotot tubuh danturunnya kadar kalium hingga kurang dari 3,5 mEq/lt
d) Hiperkalemia
Hiperkalsemia merupakan keadaan dimanakadar kaliumdalam darah tinggi,sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik.pemberian kalium yang berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual,aritmia,kelemahan,sedikitnya jumlah urinr,adanya kecemasansrta kadar kalium plasma mencapai lebihdari 5mEq/lt.
e) Hipokalsemia
Hipokalsemia merupakankondisikekurangan kadar kalium dalam plasma darh yang di tandaindengandanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalisum dalam plasma kurang dari4,3mEq/ltdan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang disebabkan pengaruh pengangkatan kelenjar gondok, serta kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
f) Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan sutu keadaan berlebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan,di tandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot,batu ginjal,mual-mual,koma dan kadarkalsium plasma mencapai lebih dari 4,3 mEq/lt.
g) Hipomagnesia
Hipomagnesia merupakan keadaann kekurangan kadar magnesium dalam darh di tandai denganadanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan,takikardi, hipertansi, disoriensi, dan konvulsi.kadar magnesium dalamdarh mencapai kurang dari 1,3 mEq/lt.
h) Hipemagnesia
Hipermagnesia merupakan kondisi berlebihnya kadar magnesium dalam darh di tandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium mencapailebih dari 2,5 mEq/lt.
3.Masalah Keseimbangan Asam-Basa
a) Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik merupakan suatu keadaan yang di sebabkan oleh kegagalan sistem pernapasan dalam membaung karbondioksida dari cairan tubuh sehinggaterjadi kerusakan perbapasan,peningkatan pCO2 arteri di atas 45 mmHg, dan penurunan Ph hingga kurang 7,35 yang dapt di sebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, traumakepala, pendarahan.
b) Asidosis metabolik
Asidosis metabolik merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadinya penumpukan asam yang ditandai dengan adanyapenurunan pH hingga kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari 22mEq/lt.
c) Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru yang dapat menimbulkan terjadinya pCO2 arteri kurang 35 mmHg dan pH lebih 7,45 akibat adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru dan lain-lain.
d) Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik merupakan suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasm lebih 26 mEq/lt dan pH arteri lebih 7,45.

askep alergi

ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan. Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema, edema dan papula disusul dengan pembentukan vesikel yang jika pecah akan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul pada tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah sekitarnya. Karena beberapa bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi dibandingkan bagian tubuh yang lain maka predileksi regional diagnosis regional akan sangat membantu penegakan diagnosis.
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
1.Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
2.Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.
3.Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya setelah pada tempat kontak.
4.Rasa gatal
5.Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.
Berbagai jenis kelainan kulit yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis
banding adalah :
1.Dermatitis atopik : erupsi kulit yang bersifat kronik residif, pada tempat-tempat tertentu seperti lipat siku, lipat lutut dise rtai riwayat atopi pada penderita atau keluarganya. Penderita dermatitis atopik mengalami efek pada sisitem imunitas seluler, dimana sel TH2 akan memsekresi IL-4 yang akan merangsang sel Buntuk memproduksi IgE, dan IL-5 yang merangsang pembentukan eosinofil. Sebaliknya jumlah sel T dalam sirkulasi menurun dan kepekaan terhadap alergen kontak menurun.
2.Dermatitis numularis : merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
3.Dermatitis dishidrotik : erupsi bersifat kronik residif, sering dijumpai pada telapak tangan dan telapak kaki, dengan efloresensi berupa vesikel yang terletak di dalam.
4.Dermatomikosis : infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dengan efloresensi kulit bersifat polimorf, berbatas tegas dengan tepi yang lebih aktif.
5.Dermatitis seboroik : bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar alae nasi, alis mata dan di belakang
6.telinga.
7.Liken simplek kronikus : bersifat kronis dan redisif, sering mengalami iritasi atau sensitisasi. Harus dibedakan dengan dermatitis kontak alergik bentuk kronik.

B.Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit seperti dermatitis kontak adalah sebagai berikut :
1.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2.Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
3.Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
4.Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
5.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
6.Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi

C.Intervensi Keperawatan
Diagnosa :
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
Tujuan :
Kulit klien dapat kembali normal.
Kriteria hasil :
Klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit, berkurangnya derajat pengelupasan kulit, berkurangnya kemerahan, berkurangnya lecet karena garukan, penyembuhan area kulit yang telah rusak
Intervensi:
Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
Rasional : dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.
Gunakan air hangat jangan panas.
Rasional : air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus.
Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa.
Rasional : sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.
Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
Rasional : salep atau krim akan melembabkan kulit.

Diagnosa :
Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
Tujuan :
Tidak terjadi kerusakan pada kulit klien
Kriteria hasil :
Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari alergen
Intervensi
Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.
Rasional : menghindari alergen akan menurunkan respon alergi
Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen
Hindari binatang peliharaan.
Rasional : jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah
Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
Rasional : AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.

Diagnosa :
Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
Tujuan :
Rasa nyaman klien terpenuhi
Kriteria hasil :
Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman
Intervensi
Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
Rasional : dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
Rasional : pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.
Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
Rasional : bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritas

Diagnosa :
Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus.
Tujuan :
Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus.
Kriteria Hasil :
1.Mencapai tidur yang nyenyak.
2.Melaporkan gatal mereda.
3.Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.
4.Menghindari konsumsi kafein.
5.Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur.
6.Mengenali pola istirahat/tidur yang memuaskan.
Intervensi :
Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.
Rasional: Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.
Menjaga agar kulit selalu lembab.
Rasional: Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.
Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur.
Rasional: kafein memiliki efek puncak 2-4 jam setelah dikonsumsi.
Melaksanakan gerak badan secara teratur.
Rasional: memberikan efek menguntungkan bila dilaksanakan di sore hari.
Mengerjakan hal ritual menjelang tidur.
Rasional: Memudahkan peralihan dari keadaan terjaga ke keadaan tertidur.

Diagnosa :
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
Tujuan :
Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai
Kriteria Hasil :
1.Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.
2.Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.
3.Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.
4.Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.
5.Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.
6.Tampak tidak meprihatinkan kondisi.
7.Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan
Intervensi :
1.Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri).
Rasional: Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
2.Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.
Rasional: Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.
3.Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.
Rasional: klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.
4.Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.
Rasional: Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .
5.Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.
Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
6.Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

Diagnosa :
Kurang pengetahuan tentang program terapi
Tujuan :
Terapi dapat dipahami dan dijalankan
Kriteria Hasil :
1.Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.
2.Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.
3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.
4.Menggunakan obat topikal dengan tepat.
5.Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.
Intervensi :
1.Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya.
Rasional: memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan
2.Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki kesalahan konsepsi/informasi.
Rasional: Klien harus memiliki perasaan bahwa sesuatu dapat mereka perbuat, kebanyakan klien merasakan manfaat.
3.Peragakan penerapan terapi seperti, mandi dan penggunaan obat-obatan lainnya.
Rasional: memungkinkan klien memperoleh cara yang tepat untuk melakukan terapi.
4.Nasihati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan..
Rasional: Dengan terjaganya hygiene, dermatitis alergi sukar untuk kambuh kembali

D.Evaluasi
Evaluasi yang akan dilakukan yaitu mencakup tentang :
1.Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.
2.Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.
3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.
4.Menggunakan obat topikal dengan tepat.
5.Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.

konsep dasar alergi

KONSEP DASAR ALERGI
Kelainan hipersentivitas (alegi) merupakan keadaan dimana tubuh menghasilkan respon yang tidak tepat atau yang berlebihan terhadap antigen spesifik.
Fisiologi Reaksi Alergi
• Kadar ig Emeninggi pada gangguan alergik dan sebagian infeksi parasit.sel-sel yang memproduksi ig E terletak dalam mukosa respiratorius dan intestinal.dua atau lebih molekul ig E akan meningkatkan dirinya dengan alergen memicu sel-sel mast atau basofil untuk melepaskan histamin,serotinin,kinin,dan faktor neutrofil.
• Semua mediator ini menimbulkan reaksi alergi kulit dan asma.
Antigen yang penting dalam reaksi
Hipersentifitas cepat dapat dibagi 2 kelompok :
1. Antigen protein lengkap
2. Substansi dengan berat molekul rendah seperi obat-obatan.
Mediator kimia
Ketika terjadi stimulasi sel mastoleh antigen ,suatu mediator kimia yang kuat akan di lepaskan dan mediator ini menimbulkan rangkaian kejadian fisiologik yang mangakibatkan berbagai gejala hipersentivitas yang cepat.
Ada 2 tipe mediator kimia :
1. Mediator primer
2. Mediator skunder
Mediator primer
1. Histamin : kontraksi otot polos bronkus,dilatsi venula kecil dan kontraksi pembuluhdarah yang besar serta peningkatan sekeresi lambung
2. Faktor pengaktif trombosit : kontaksi otot polos bronkus dan memicu trombositagarterjadi agregasi.
3. Prostaglandin : bronkokontriksi dan peningkatan permeabelitas vaskuler.
Mediator sekunder
1. Bradikinin : kontriksi otot polos ,peningkatan permeabelitas vaskuler dan stimulasibreseptor nyeri
2. Serotinin : kontriksi otot polos dan peningkatan permeabelitas vaskuler
3. Heparin : anti koagulan
4. Leukotrien : kontraksi otot polos dan peningkatan permeabelitas vaskuler
Hipersensitivitas
Tife-tife hipersentivitas terbagi 4 macam sebagai berikut :
1. Hipersensitivitas anafilatik (tipe I)
2. Hipersensitivitas sitotoksik (tipe II)
3. Hipersensitivitas kompleks imun (tipe III)
4. Hipersensitifitas tipe lambat (tipe IV)
TES DIAGNOSTIK
1. Hitung darah lengkap 3.Tes provokasi
2. Tes kulit 4.Tes radioalergosorben

Inflamasi dan diminishing imflammatory cell inflow yang akan mengurangi hiverresponsif bronkus.dalam mengendalikan kongesti nasal dan penurunan produksi mukus ,kortikosteroid intranasal lebih baikdi bandingkan dengan antuhistamin ,dekongestan,dan kromolin.pengguanaan kortikosteroid intrnasal yang lama tidak menyebabkan gangguan pertumbuhan karena diberikan dalam dosis yang sangat kecil.efek samping lokal pada pemberian intranasal pernah di laporkan yaitu epistaksis ,rasa terbakar dan gatal.
Saat ini kortikosteroidmerupakan pengobatan lini pertama untuk rinitis alergika.mekanismenya adalah menghambat sekresi sitokin dan infiltrasi sel yang berperan dalam proses inflamasi seperti eosofil dan netrofil.
Konsep Dasar “DERMATITIS “
Konsep Dasar
“DERMATITIS “

Terbagi Atas :
DERMATITIS KONTAK
Sinonim :
Dermatitis venenata, dermatitis industri, dan lain-lain.
Penyebab :
a. Zat iritan misalnya asam atau alkali.
b. Alergen misalnya tumbuh-tumbuhan, kosmetik atau nikel.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
Dermaitis Kontak Iritan :
Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas.
Paparan ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin hardering.
Gejala klinis dipengaruhi keadaan kulit pada waktu kontak antara lain, faktor kelembaban, paparan dengan air, panas dingin, tekanan atau gesekan. Kulit kering lebih kurang bereaksi.
Dermatitis Kontak Alergik :
Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup kemungkinan di daerah lain.
Diagnosis banding :
Dermatitis numularis, dermatitis seboroika, dermatitis atopik.
Pengobatan :
Menghindari penyebab.
Simtomatik
Topikal :
o Apabila basah : kompres PK 1/10.000
o Apabila kering : Kortikosteroid
Pada keadaan berat – per oral :
o Antihistamin
o Kortikosteroid
DERMATITIS ATOPIK
Sinonim :
Neurodermatitis disseminata; prurigo diathesique Besnier.
Penyebab :
a. Gangguan fungsi sel limfosit T dan peningkatan kadar Ig E
b. Blokade reseptor beta adrenergik pada kulit.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi sekunder. Riwayat stigmata atopik pada penderita atau keluarganya. Gejala klinis edema, vesikel sampai bula, dapat pula disertai ekskoriasi. Keadaan kronik terdapat penebalan kulit, likenifikasi dan hyperpigmentasi. Gatal dari ringan sampai berat, disertai rasa terbakar. Keadaan akut disertai rasa tidak enak badan
Lokalisasi sesuai umur penderita dibagi:
Tipe infantil : muka, terutama kedua pipi (disebut milk eczema), kepala, ekstremitas, badan dan bokong. Biasanya usia 2 bulan – 2 tahun.
Tipe anak-anak : muka, tengkuk, lipat siku dan pergelangan tangan. Lesi bersifat sub-akut.
Tipe dewasa : fosa poplitea, lipat siku dan tengkuk, dahi, daerah yang terpapar matahari. Lesi bersifat kronis.
Diagnosis Banding :
Dermatitis seboroika, dermatitis herpetiformis dan keratosis folikularis (penyakit Darier)

Pengobatan :
Keadaan ringan diberikan pengobatan topikal.
Sistemik : Antihistamin. Keadaan sangat eksudativ, diberikan kortikosteroid jangka pendek.
salep Topikal : Keadaan akut dan basah diberi kompres. Kronik  kortikosteroid. Keadaan infeksi dikombinasi dengan antibiotika. Bila diduga mengalami infeksi dengan kandidosis dapat diberikan campuran kortikosteroid dan anti kandida.
Tanda Diagnostik :
o Lokalisasi – daerah lipatan flexor ekstremitas.
o Terdapat stigmata atopik
o Gatal
DERMATITIS NUMULARIS
Sinonim :
Dermatitis Diskoid, Neurodermatitis Numularis.
Penyebab :
Tidak pasti. Diduga stress emosi, alkohol dapat memperburuk keadaan.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta. Gejala biasanya hebat dan hilang timbul, bila digaruk dapat terjadi fenomena Koebner.
Lokalisasi di ekstremitas atas dan bawah bagian ekstensor, tetapi dapat berlokasi diseluruh bagian tubuh.
Diagnosis Banding :
Dermatitis atopik, neurodermatitis.
Pengobatan :
Topikal tidak mencukupi, perlu pengobatan sistemik berupa anti histamin.
Lesi basah kompres larutan Permanganas Kalikus 1 : 10.000
Lesi kering : salep kortikosteroid.
Bila ada infeksi sekunder ditambahkan antibiotika sistemik.
Tanda Diagnostik :
Bentuk lesi numuler
Sifat lesi membasah
Gatal
NEURODERMITIS SIRKUMSKRIPTA
Sinonim :
Liken Simpleks Kronis
Penyebab :
Tidak pasti.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Penderita umumnya orang dewasa atau orang tua. Mungkin suatu tempat gatal kemudian digaruk berulang-ulang, maka akan timbul papel, likenifikasi dan kulit menjadi tebal yang menimbulkan hyperpigmentasi. Lesi berupa papel besar, gatal disebut prurigo nodularis.
Tempat di tengkuk, di punggung kaki, punggung tangan, lengan bawah dekat siku, tungkai bawah bagian lateral, perianal, scrotum dan vulva atau di scalp. Prurigo nodularis sering ditemukan di lengan dan tungkai. Kelainan menipis bila tidak digaruk.
Pengobatan :
Diberitahukan kepada penderita : kelainan kulit menipis dan kemudian menghilang bila tidak digaruk.
õ Sistemik : Sedativa atau Antihistaminika untuk mengurangi rasa gatal.
õ Topikal : Salep Kortikosteroid.
Bila kurang berhasil dibantu dengan cara oklusi (ditutup dengan bahan impermeabel misalnya bungkus plastik). Kalau belum berhasil juga disuntik dengan kortikosteroid intra lesi, misalnya triamsinolon.
Prognosis :
Baik, tetapi sering pula residif.
DERMATITIS STATIS
Sinonim :
Dermatitis Hemostatika.
Penyebab :
Gangguan aliran darah pembuluh vena di tungkai. Berupa bendungan di luar pembuluh darah; misalnya tumor di abdomen sumbatan thrombus di tungkai bawah, atau kerusakan katup vena setelah thrombophlebitis.
Insidens :
Orang dewasa dan orang tua.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam.
Komplikasi :
Timbul ulkus, disebut ulkus varikosum atau ulkus venosum.
Diagnosis :
Lokalisasi ditungkai bawah, dimulai di atas maleous internus sampai di bawah lutut. Kelainan berupa hyperpigmentasi, skuama, erosi, papel, kadang-kadang eksudasi. Batas tidak jelas. Udema terutama di pergelangan kaki.
Diagnosis Banding :
Dermatitis kontak.
Pengobatan :
õ Dermatitis akut dikompres dengan larutan Permanganas Kalikus 1/10.000, atau larutan perak nitrat 0,25 % - 0,5 %.
õ Obat topikal : Ichtyol 2 % dalam salep zink-oksid.
õ Bila eksudatif , diberi kortikosteroid dalam jangka pendek (7-10 hari).
õ Bila ada infeksi sekunder diberi antibiotika.
Prognosis :
Residif..

DERMATITIS SEBOROIKA
Sinonim :
Seborrheic Eczema, Dermatitis Seborrhoides, Seborrhoide.
Penyebab :
Tidak diketahui.
Faktor yang mempengaruhi / memperburuk :
Jenis makanan berlemak
Banyaknya keringat
Stress emosi
Insidens :
Daerah dingin insidennya lebih tinggi. Umumnya bayi dan anak umur 6 – 10 tahun, serta orang dewasa umur 18 – 40 tahun.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum.
Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah disebut pytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut.

Lesi dapat menjalar ke dahi, belakang telinga, tengkuk, serta oozing (membasah), dan menjadi keadaan eksfoliatif generalisata. Pada bayi dapat terjadi eritroderma deskuamativa atau disebut penyakit Leiner.
Diagnosis Banding :
Psoriasis, Pitiriasis Rosea, Dermatofitosis.
Pengobatan :
Umum : diet rendah lemak.
Sistemik : antihistamin, pada kasus berat, kortikosteroid.
Lokal : preparat sulfur, tar, kortikosteroid. Shampo dapat dipakai selenium sulfida.
Prognosis :
Kronik residif.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DERMATITIS

I. PENGKAJIAN.
a. Identitas Pasien.
b. Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
c. Riwayat Kesehatan.
1. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
2. Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
4. Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
5. Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.

II. PEMERIKSAAN FISIK.
a. Subjektif :
Gatal
b. Objektif :
Skuama kering, basah atau kasar.
Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
( Yang sering ditemui pada kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum ).
Kerontokan rambut.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI.
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Inflamasi dermatitis, ditandai dengan :
Adanya skuama kering, basah atau kasar.
Adanya krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
Intervensi :
Kaji / catat ukuran dari krusta, bentuk dan warnanya, perhatikan apakah skuama kering, basah atau kasar.
Anjurkan klien untuk tidak menggaruk daerah yang terasa gatal.
Kolaborasi dalam pemberian pengobatan :
Sistemik : Antihistamin, Kortikosteroid.
Lokal : Preparat Sulfur, Tar, Kortikosteroid, Shampo (Selenium Sulfida)

2. Ansietas berhubungan dengan ancaman integritas biologis aktual atau yang dirasa sekunder akibat penyakit, ditandai dengan :
(Kemungkinan yang terjadi)
Insomnia
Keletihan dan kelemahan
Gelisah
Anoreksia
Ketakutan
Kurang percaya diri
Merasa dikucilkan
Menangis.
Intervensi :
Kaji tingkat ansietas: ringan, sedang, berat, panik.
Berikan kenyamanan dan ketentraman hati :
Tinggal bersama pasien.
Tekankan bahwa semua orang merasakan cemas dari waktu ke waktu.
Bicara dengan perlahan dan tenang, gunakan kalimat pendek dan sederhana.
Perlihatkan rasa empati.
Singkirkan stimulasi yang berlebihan (ruangan lebih tenang), batasi kontak dengan orang lain – klien atau keluaraga yang juga mengalami cemas.
Anjurkan intervensi yang menurunkan ansietas (misal : teknik relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi aroma).
Identifikasi mekanisme koping yang pernah digunakan untuk mengatasi stress yang lalu.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat penyakit, ditandai dengan :
Klien mungkin merasa malu.
Tidak melihat / menyentuh bagian tubuh yang terganggu.
Menyembunyikan bagian tubuh secara berlebihan.
Perubahan dalam keterlibatan sosial.
Intervensi :
Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Dorong klien untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosa penyakit.
Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah diberikan.
Perjelas berbagai kesalahan konsep individu / klien terhadap penyakit, perawatan dan pengobatan.
Dorong kunjungan / kontak keluarga, teman sebaya dan orang terdekat.

4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya sumber informasi, ditandai dengan :
Pasien sering bertanya / minta informasi, pernyataan salah konsep.
Intervensi :
Jelaskan konsep dasar penyakitnya secara umum.
Jelaskan / ajarkan nama obat-obatan, dosis, waktu dan metode pemberian, tujuan, efek samping dan toksik.
Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak.
Tekankan pentingnya personal hygiene.
http://stikesmbbaksos.blogspot.com/2010/04/konsep-dasar-dermatitis.html
DERMATITIS
Dermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal. Pada umumnya Dermatitis juga disertai dengan tanda-tanda seperti terbentuknya bintik yang berisi cairan (bening atau nanah) dan bersisik.
Penyebab
Dermatitis dibagi menjadi 3 bagian besar: Dermatitis Atopik/Eksim: ditemukan pada orang yang menderita alergi atau asma. Atau memiliki riwayat keluarga yang mengalami alergi atau asma. Dermatitis Kontak: Dermatitis karena kontak dengan bahan yang bersifat iritan atau alergen, yaitu tanaman, zat kimia atau bahan pakaian.
Faktor Risiko
Seringkali terjadi pada penderita rinitis alergika atau penderita asma dan pada orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rinitis alergika atau asma. Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopik :
• Stres emosional.
• Perubahan suhu atau kelembaban udara.
• Infeksi kulit oleh bakteri.
• Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
• Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis .
Gejala dan Tanda
Dermatitis Atopik: Bisa terjadi pada bayi yang disebut eksim susu. Timbul disekitar pipi dan bibir. Sedang pada anak dapat dijumpai didaerah lipatan siku . Dermatitis Kontak: Pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai bisa terkena dermatitis kontak karena popok terlalu lembab dan kontak langsung dengan air kemih berjam-jam sehingga timbul gejala kemerahan pada lipatan paha dan pantat. Dermatitis Numularis Gejala pada kulit tampak bulat seperti uang logam, kemerahan, bengkak dan berisi cairan dan penderita merasa sangat gatal
Komplikasi
Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga penderita mengalami demam dan lesu.
Pencegahan
1. Hindari kontak dengan iritan atau alergen 2. Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah 3. Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat 4. Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
Penatalaksanaan
Krim atau salep kortikosteroid bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.
Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit).
Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi.
Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.
http://www.kalbe.co.id/medical/detail-of-disease/?mn=med&tipe=dod


Dermatitis Kontak DEFINISI
Dermatitis Kontak adalah peradangan yang disebabkan oleh kontak dengan suatu zat tertentu; ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas.
PENYEBAB
Zat-zat tertentu dapat menyebabkan peradangan kulit melalui 2 cara, yaitu iritasi (dermatitis kontak iritan) atau reaksi alergi (dermatitis kontak alergika).



Sabun yang sangat lembut, deterjen dan logam-logam tertentu bisa mengiritasi kulit setelah beberapa kali digunakan.
Kadang pemaparan berulang bisa menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit.
Dalam waktu beberapa menit, iritan kuat (misalnya asam, alkali dan beberapa pelarut organik) bisa menyebabkan perubahan kulit.

Pada reaksi alergi, pemaparan pertama pada zat tertentu tidak menimbulkan suatu reaksi, tetapi pemaparan berikutnya bisa menyebabkan gatal-gatal dan dermatitis dalam waktu 4-24 jam.
Seseorang bisa saja sudah biasa menggunakan suatu zat selama bertahun-tahun tanpa masalah, lalu secara tiba-tiba mengalami reaksi alergi. Bahkan salep, krim dan losyen yang digunakan untuk mengobati dermatitispun bisa menyebabkan reaksi alergi.
Sekitar 10% wanita mengalami alergi terhadap nikel.
Dermatitis juga bisa terjadi akibat berbagai bahan yang ditemukan di tempat bekerja (dermatitis okupasional).

Jika dermatitis terjadi setelah menyentuh zat tertentu lalu terkena sinar matahari, maka keadaannya disebut dermatitis kontak fotoalergika atau dermatitis kontak fototoksik.
Zat-zat tersebut antara lain tabir surya, losyen setelah bercukur, parfum tertentu, antibiotik dan minyak.

Penyebab dari dermatitis kontak alergika:
• Kosmetik : cat kuku, penghapus cat kuku, deodoran, pelembab, losyen sehabis bercukur, parfum, tabir surya
• Senyawa kimia (dalam perhiasan) : nikel
• Tanaman : racun ivy (tanaman merambat), racun pohon ek, sejenis rumput liar, primros
• Obat-obat yang terkandung dalam krim kulit : antibiotik (penisilin, sulfonamid, neomisin), antihistamin (difenhidramin, prometazin), anestesi (benzokain), antiseptik (timerosal)
• Zat kimia yang digunakan dalam pengolahan pakaian.

GEJALA
Efek dari dermatitis kontak bervariasi, mulai dari kemerahan yang ringan dan hanya berlangsung sekejap sampai kepada pembengkakan hebat dan lepuhan kulit.

Ruam seringkali terdiri dari lepuhan kecil yang terasa gatal (vesikel).
Pada awalnya ruam hanya terbatas di daerah yang kontak langsung dengan alergen (zat penyebab terjadinya reaksi alergi), tetapi selanjutnya ruam bisa menyebar.
Ruam bisa sangat kecil (misalnya sebesar lubang anting-anting) atau bisa menutupi area tubuh yang luas (misalnya dermatitis karena pemakaian losyen badan).

Jika zat penyebab ruam tidak lagi digunakan, biasanya dalam beberapa hari kemerahan akan menghilang.
Lepuhan akan pecah dan mengeluarkan cairan serta membentuk keropeng lalu mengering.

Sisa-sisa sisik, gatal-gatal dan penebalan kulit yang bersifat sementara, bisa berlangsung selama beberapa hari atau minggu.



DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan adanya riwayat kontak dengan bahan iritan atau alergen.

Jika diduga suatu dermatitis kontak, bisa dilakukan tes patch.
Suatu plester kecil yang mengandung zat-zat yang biasanya menyebabkan dermatitis ditempelkan pada kulit pendeita selama 2 hari untuk melihat apakah terbentuk suatu ruam dibawah salah satu plester tersebut.

Pemeriksaan lain yang digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya adalah biopsi atau pembiakan luka di kulit.
PENGOBATAN
Pengobatan dilakukan dengan cara menghilangkan atau menghindari zat-zat penyebab terjadinya dermatitis kontak.
Untuk mencegah infeksi dan menghindari iritasi, daerah yang terkena harus dibersihkan secara teratur dengan air dan sabun yang lembut. Lepuhan tidak boleh dipecahkan. Verban kering juga bisa mencegah terjadinya infeksi.

Krim atau salep corticosteroid biasanya bisa meringankan gejala-gejala dermatitis kontak yang ringan.
Tablet corticosteroid kadang digunakan pada kasus yang berat.

Pada keadaan tertentu pemberian antihistamin bisa meringankan gatal-gatal.
http://boneweb.blogspot.com/2009/05/dermatitis-kontak-definisi-dermatitis.html
ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM STEVENS JHONSEN
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Sindrom Stevens Johnson merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di oritisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel / bula dapat disertai purpura.
B. Etilogi
Penyebab yang pasti belum diketahui, ada angapan bahwa sindrom ini merupakan eritema multiforme yang berat dan disebut eritema multifome mayor. Salah satu penyebabnya ialah alergi obat secara sistemik. Obat-obatan yang disangka sebagai penyebabnya antara lain : penisilin dan semisintetiknya, streptomisin, sulfonamida, tetrasiklin, antipiretik/analgetik, (misal : derivate salisil / pirazolon, metamizol, metapiron, dan parasetamol) klorpromasin, karbamasepin, kinin antipirin, tegretol, dan jamu. Selain itu dapat juga disebabkan infeksi (bakteri,virus, jamur, parasit) neoplasma, pasca vaksinasi, radiasi dan makanan.
C. Patofisiologi
Patogenesisnya belum jelas, disangka disebabkan oleh reaksi alergi tipe III dan IV. Reaksi tipe III terjadi akibat terbentuknya kompleks antigen-antibody yang membentuk mikro presitipasi sehingga terjadi aktivasi neutrofil yang kemudian melepaskan lysozim dan menyebabkan kerusakan jaringan dan organ sasaran (target organ). Reaksi tipe IV terjadi akibat lysozim T yang tersensitisasi berkontrak kembali dengan antigen yang sama kemudian lysozim dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang.
D. Tanda dan Gejala
Sindrom ini jarang dijumpai pada usia kurang dari 3 tahun. Keadaan umumnya bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat kesadarannya menurun, penderita dapat berespons sampai koma. Mulainya dari penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.
Pada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa :
• Kelainan kulit
• Kelainan selaput lendir di orifisium
• Kelainan mata
1. Kelainan Kulit
Kelainan kulit terdiri atas eritema, papul, vesikel, dan bula. Vesikel dan bula kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Dapat juga disertai purpura.
2. Kelainan Selaput lender di orifisium
Kelainan di selaput lendir yang sering ialah pada mukosa mulut, kemudian genital, sedangkan dilubang hidung dan anus jarang ditemukan.
Kelainan berupa vesikal dan bula yang cepat memecah hingga menjadi erosi dan ekskoriasi serta krusta kehitaman. Juga dapat terbentuk pescudo membran. Di bibir yang sering tampak adalah krusta berwarna hitam yang tebal.
Kelainan di mukosa dapat juga terdapat di faring, traktus respiratorius bagian atas dan esophagus. Stomatitis ini dapat menyeababkan penderita sukar/tidak dapat menelan. Adanya pseudo membran di faring dapat menimbulkan keluhan sukar bernafas.
3. Kelainan Mata
Kelainan mata yang sering ialah konjungtivitis, perdarahan, simblefarop, ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis.
E. Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium : Biasanya dijumpai leukositosis atau eosinofilia. Bila disangka penyebabnya infeksi dapat dilakukan kultur darah.
• Histopatologi : Kelainan berupa infiltrat sel mononuklear, oedema dan ekstravasasi sel darah merah, degenerasi lapisan basalis. Nekrosis sel epidermal dan spongiosis dan edema intrasel di epidermis.
• Imunologi : Dijumpai deposis IgM dan C3 di pembuluh darah dermal superficial serta terdapat komplek imun yang mengandung IgG, IgM, IgA.
F. Kompikasi
Komplikasi yang tersering ialah bronkopneumonia, kehilangan cairan / darah, gangguan keseimbangan elektrolit dan syok. Pada mata dapat terjadi kebutaan karena gangguan lakrimal.
G. Penatalaksanaan
Pada sindrom Stevens Johnson pengangannya harus tepat dan cepat. Penggunaan obat kostikosteroid merupakan tindakan life-saving. Biasanya digunakan Deksamethason secara intravena, dengan dosis permulaan 4-6 X 5 mg sehari. Pada umumnya masa kritis dapat diatasi dalam beberapa hari dengan perubahan keadaan umum membaik, tidak timbul lesi baru, sedangkan lesi lama mengalami involusi.
Dampak dari terapi kortikosteroid dosis tinggi adalah berkurangnya imunitas, karena itu bila perlu diberikan antibiotic untuk mengatasi infeksi. Pilihan antibiotic hendaknya yang jarang menyebabkan alergi, berspekrum luas dan bersifat bakterisidal. Untuk mengurangi efek samping kortikosteroid diberikan diet yang miskin garam dan tinggi protein.
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah mengatur kseimbangan cairan, elektrolit dan nutrisi. Bila perlu dapat diberikan infuse berupa Dekstrose 5% dan larutan Darrow.
Tetapi topical tidak sepenting terapi sistemik untuk lesi di mulut dapat diberikan kenalog in orabase. Untuk lesi di kulit pada tempat yang erosif dapat diberikan sofratul atau betadin.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Data Subyktif
• Klien mengeluh demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan / sulit menelan.
b. Data Obyektif
• Kulit eritema, papul, vesikel, bula yang mudah pecah sehingga terjadi erosi yang luas, sering didapatkan purpura.
• Krusta hitam dan tebal pada bibir atau selaput lendir, stomatitis dan pseudomembran di faring
• Konjungtiva, perdarahan sembefalon ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis.
c. Data Penunjang
• Laboratorium : leukositosis atau esosinefilia
• Histopatologi : infiltrat sel mononuklear, oedema dan ekstravasasi sel darah merah, degenerasi lapisan basalis, nekrosis sel epidermal, spongiosis dan edema intrasel di epidermis.
• Imunologi : deposis IgM dan C3 serta terdapat komplek imun yang mengandung IgG, IgM, IgA.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman, demam, nyeri kepala, tenggorokan s.d adaya bula
2. Gangguan pemenuhan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh s.d sulit menelan
3. Gangguan integritas kulit s.d bula yang mudah pecah
4. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit s.d kurang informasi
5. Potensial terjadi infeksi sekunder s.d efek samping terpasangnya infus dan terapis steroid
C. Rencana
No Diagnosa
Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
1. Gangguan rasa nyaman, demam, nyeri kepala, tenggorokan s.d adaya bula Tujuan :
Klien merasa nyaman dalam waktu 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Nyeri berkurang / hilang
Ekpresi muka rileks • Berikan kompres dingin
• Berikan pakaian yang tipis dari bahan yang menyerap
• Hindarkan lesi kulit dari manipulasi dan tekanan
• Usahakan pasien bias istirahat 7-8 jam sehari.
• Monitor balance cairan
• Monitor suhu dan nadi tiap 2 jam
2. Gangguan pemenuhan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh s.d sulit menelan Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi selama perawatan
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Diet yang disediakan habis
Hasil elektrolit serum dalam batas normal • Kaji kemampuan klien untuk menelan
• Berikan diet cair
• Jelaskan pada klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi kesembuhan klien
• Monitoring balance cairan
• Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elekrolit
• K/P kolaborasi untuk pemasangan NGT
3. Gangguan integritas kulit s.d bula yang mudah pecah Tujuan :
Kerusakan integritas kulit menunjukan perbaikan dalam waktu 7-10 hari
Kriteria hasil :
Tidak ada lesi baru
Lesi lama mengalami involusi
Tidak ada lesi yang infekted • Kaji tingkat lesi
• Hindarkan lesi dari manipulasi dan tekanan
• Berikan diet TKTP
• Jaga linen dan pakaian tetap kering dan bersih
• Berikan terapi topical sesuai dengan program
4. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit s.d kurang informasi Tujuan :
Pengetahuan klien/keluarga akan meningkat setelah diberikan penyuluhan kesehatan
Kriteria hasil :
Klien/keluarga mengerti tentang penyakitnya
Klien/keluarga kooperatif dalam perawatan /pengobatan • Kaji tingkat pengetahuan klien/ keluarga tentang penyakitnya
• Jeslakan proses penyakit dengan bahasa yang sederhana
• Jelaskan tentang prosedur perawatan dan pengobatan
• Berikan catatan obat-obat yang harus dihindari oleh klien
5. Potensial terjadi infeksi sekunder s.d efek samping terpasangnya infus dan terapis steroid Tujuan :
Tidak terjadi infeksi sekunder selama dalam perawatan
Kriteria hasi :
Tidak ada tanda infeksi • Hindari lesi kulit dari kontaminasi
• Dresing infus dan lesi tiap hari
• Kaji tanda –tanda infeksi lokal maupun sistemik
• Ganti infus set dan abocatin tiap 3 hari
• Kolaborasi untuk pemeriksaan Ro thorax dan labortorium

http://hidayat2.wordpress.com/2009/05/16/askep-sindrom-stevens-jhonsen/
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Steven johnson merupakan syndrom kelainan kulit pada selaput lendir orifisium mata gebital. Prediksi : nulut, mata, kulit, ginjal, dan anus. Steven johnson tersebut disebabkan oleh beberapa mikroorganisme virus dll.
Syndrom ini jarang dijumpai pada usia 3 tahun, kebawah kemudian umurnya bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat kesadarannya menurun, penderita dapat soporous sampai koma, mulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodiomal berupa demam tinggi, melaise, nyeri kepala, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan.
Syndrom steven johnson ditemukan oleh dua dokter anak Amerika. A. M. steven dan S.C johnson, 1992 syndrom steven johnson yang bisa disingkat SJS merupakan reaksi alergi yang hebat terhadap obat-obatan.
Angka kejadian syndrom steven johnson sebenarnya tidak tinggi hanya sekitar 1-14 per 1 juta penduduk. Syndrom steven johnson dapat timbul sebagai gatal-gatal hebat pada mulanya, diikuti dengan bengkakdan kemerahan pada kulit. Setelah beberapa waktu, bila obat yang menyebabkan tidak dihentikan, serta dapat timbul demam, sariawan padamulut, mata, anus, dan kemaluan serta dapat terjadi luka-luka seperti koreng pada kulit. Namun pada keadaan-keadaan kelainan simtem imom seperti HIV dan AIDS serta lapus angka kejadiannya dapat meningkat secara tajam.
Dari data diatas penulis tertarik mengangkat kasus syndrom steven johnson karena syndrom steven johnson sangat berabahaya bahkan dapat menyebabkan kematian. Syndrom tidak menyerang anak dibawah 3 tahun, dan penyebab syndrom steven johnson sendiri sangat bervariasi ada yang dari obat-obatan dan dari alergi yang hebat, dan ciri-ciri penyakit steven johnson sendiri gatal-gatal pada kulit dan badan kemerah-merahan dan syndrom ini bervariasi ada yang berat dan ada yang ringan.
( Support, Edisi November 2008 )
B.TUJUAN
1.Tujuan Umum
Untuk memberikan pengalaman nyata tentang Asuhan Keperawatan dengan Kasus Syndrom Steven Johnson
2.Tujuan Khusus
Secara khusus '' Asuhan Keperawatan Klien dengan Syndrom Steven Johnson '', ini disusun supaya :
a.Perawat dapat mengetahui tentang pengertian, penyebab, klasifikasi, tanda dan gejala, patofisiologi, pathway, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaa, serta komplikasi dari syndrom steven johnson.
b.Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan syndrom steven johnson.
c.Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang syndrom steven johnson pada klien.BAB II
TINJAUAN TEORI

A.Konsep Dasar
1.Pengertian
a.Syndrom Steven Johnson adalah Syndrom yang mengenai kulit, selaput lendir orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel / bula dapat disertai purpura.
( Djuanda, 1993 : 107 )
b.Syndrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yang terdiri dari eropsi kulit, kelainan mukosa dan konjungtivitis
( Junadi, 1982 : 480 )
c.Syndrom Steven Johnson adalah syndrom kelainan kulit berupa eritema, vesikel / bula, dapat disertai purpura yang dapat mengenai kulit, selaput lendir yang oritisium dan dengan keadaan omom bervariasi dan baik sampai buruk.
( Mansjoer, A, 2000 : 136 )
d.Jadi syndrom steven johnson adalah suatu syndrom berupa kelainan kulit pada selaput lendir oritisium mata genital.


2.Etiologi
Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa faktor yang dapat dianggap sebagai penyebab, adalah :
a.Alergi obat secara sistemik ( misalnya penisilin, analgetik, anti- peuritik ).
Penisilline dan semisintetiknya
Sterptomecine
sulfonamida
Tetrasiklin
Anti piretik / analgetik ( dentat, salisil / perazolon, metamizol, metampiron, dan paracetamol ).
Kloepromazin
Karbamazepin
Kirin antipirin
Tegretol
b.Inspeksi mikroorganisme ( bakteri, virus, jamur, dan parasit ).
c.Neoplasma dan faktor endoktrin.
d.Faktor fisik ( sinar matahari, radiasi, sinar x ).
e.Makanan.



3.Manifestasi Klinis
Syndrom ini jarang dijumpai pada usia 8 tahun kebawah. Keadaan umumnya bervariasi dari ringan sampai berat.
Pada syndrom ini terlihat adanya trias kelainan, berupa :

a.Kelainan kulit.
Kelainan kulit terdiri dari eritema, vesikeldan bula. Vesikel dan bulakemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Disamping itu juga dapat terjadi purpura, pada bentuk yang berat kelainannya generalisata.
b.Kelainan selaput lendir
Kelaianan selaput lendir yang tersering ialah pada mukosa mulut ( 100 % ) kemudian disusul oleh kelainan alat dilubang genetol ( 50 % ), sedangkan dilubang hidung dan anus jarang ( masing-masing 8 % dan 4 % ).
c.Kelainan mata.
Kelainan mata merupakan 80 % diantara semua kasus yang tersering telah konjungtivitis kataralis. Selain itu juga dapat berupa konjungtivitis parulen, peradarahan, alkus korena, iritis dan iridosiklitis. Disamping trias kelainan tersebut dapat pula dapat pula terdapat kelainan lain, misalnya : notritis, dan onikolisis
( http://informasikesehatan40.blogspot.com )
4.Patofisiologi
Patogenesisnya belum jelas, disangka disebabkan oleh reaksi hipersensitif tipe III dan IV. Reaksi tipe III dan IV. Reaksi tipe III terjadi akibat terbentuknya komplek antigen antibody yang mikro presitipasi sehingga terjadi aktifitas sistem komlemen.
Akibatnya terjadi akumulasi neutrofil yang kemudian melepaskan leozim dan menyebab kerusakan jaringan pada organ sasaran ( target- organ ). Reaksi hipersensitifitas tipe IV terjadi akibat limfosit T yang tersintesisasi berkontak kembali dengan antigen yang sama kemudian limtokin dilepaskan sebagai reaksi radang.
Reaksi hipersensitif tipe III
Hal ini terjadi sewaktu komplek antigen antibody yang bersikulasi dalam darah mengendap didalam pembuluh darah atau jaringan sebelah bitir.
Antibiotik tidak ditujukan kepada jaringan tersebut, tetapi terperangkap dalam jaringan kapilernya. Pada beberapa kasus antigen asing dapat melekat ke jaringan menyebabkan terbentuknya komplek antigen antibodi ditempat tersebut. Reaksi tipe ini mengaktifkan komplemen dan degranulasi sel mast sehingga terjadi kerusakan jaringan atau kapiler ditempat terjadinya reaksi tersebut. Neutrofil tertarik ke daerah tersebut dan mulai memtagositosis sel-sel yang rusak sehingga terjadi pelepasan enzim-enzim sel, serta penimbunan sisa sel. Hal ini menyebabkan siklus peradangan berlanjut.
Reaksi hipersensitif tipe IV
Pada reaksi ini diperantarai oleh sel T, terjadi pengaktifan sel T. Penghasil limfokin atau sitotoksik atau suatu antigen sehingga terjadi penghancuran sel-sel yang bersangkutan. Reaksi yang diperantarai oleh sel ini bersifat lambat ( delayed ) memerlukan waktu 14 jam sampai 27 jam untuk terbentuknya.
http://syukronaffdoc.blogspot.com/2009/04/stevens-johnson-syndrome.html
intubasi nasogastrik adalah proses medis yang melibatkan penyisipan sebuah tabung plastik (tabung nasogastrik, NG tube) melalui hidung , melewati tenggorokan , dan turun ke dalam perut .


Stomach tube (Levin type), 18 Fr × 48 in (121 cm) Lambung tabung (Levin jenis), 18 Fr × 48 in (121 cm)
Contents Isi
[hide]
• 1 Uses 1 Penggunaan
• 2 Contraindications 2 Kontraindikasi
• 3 Complications 3 Komplikasi
• 4 See also 4 Lihat juga
• 5 References 5 Referensi

Uses Menggunakan
A nasogastric tube is used for feeding and administering drugs and other oral agents such as activated charcoal. Sebuah tabung nasogastrik digunakan untuk makan dan memberikan obat-obatan dan agen oral lainnya seperti arang aktif. For drugs and for minimal quantities of liquid, a syringe is used for injection into the tube. Untuk obat-obatan dan untuk jumlah minimal cair, jarum suntik yang digunakan untuk injeksi ke dalam tabung. For continuous feeding, a gravity based system is employed, with the solution placed higher than the patient's stomach. Untuk makan terus menerus, suatu sistem berbasis gravitasi digunakan, dengan solusi yang ditempatkan lebih tinggi dari perut pasien. If accrued supervision is required for the feeding, the tube is often connected to an electronic pump which can control and measure the patient's intake and signal any interruption in the feeding. Jika pengawasan yang masih harus dibayar diperlukan untuk memberi makan, tabung seringkali dihubungkan ke pompa elektronik yang dapat mengontrol dan mengukur asupan pasien dan sinyal setiap gangguan dalam makan.
Nasogastric aspiration (suction) is the process of draining the stomach's contents via the tube. aspirasi nasogastrik (suction) adalah proses pengeringan isi perut melalui tabung. Nasogastric aspiration is mainly used to remove gastric secretions and swallowed air in patients with gastrointestinal obstructions. Nasogastrik aspirasi terutama digunakan untuk menghilangkan sekresi lambung dan udara menelan pada pasien dengan penghalang gastrointestinal. Nasogastric aspiration can also be used in poisoning situations when a potentially toxic liquid has been ingested, for preparation before surgery under anesthesia, and to extract samples of gastric liquid for analysis. Aspirasi nasogastrik juga bisa digunakan dalam situasi keracunan bila cairan yang berbahaya telah tertelan, untuk persiapan sebelum pembedahan dengan anestesi, dan untuk mengambil sampel cairan lambung untuk analisis.
If the tube is to be used for continuous drainage, it is usually appended to a collector bag placed below the level of the patient's stomach; gravity empties the stomach's contents. Jika tabung akan digunakan untuk drainase terus menerus, biasanya ditambahkan ke kantong kolektor ditempatkan di bawah tingkat perut pasien; gravitasi mengosongkan isi perut. It can also be appended to a suction system, however this method is often restricted to emergency situations, as the constant suction can easily damage the stomach's lining. Hal ini juga dapat ditambahkan ke sistem hisap, namun metode ini sering dibatasi untuk situasi darurat, sebagai isap konstan dapat dengan mudah merusak lapisan perut.
Suction drainage is used for patients who have undergone a pneumonectomy in order to prevent anesthesia-related vomiting and possible aspiration of any stomach contents. Suction drainase digunakan untuk pasien yang telah mengalami pneumonectomy dalam rangka untuk mencegah muntah anestesi-terkait dan mungkin aspirasi dari setiap isi perut. Such aspiration would represent a serious risk of complications to patients recovering from this surgery. aspirasi seperti itu akan merupakan risiko serius komplikasi untuk pasien pulih dari operasi ini.
Contraindications Kontraindikasi
The use of nasogastric intubation is contraindicated in patients with base of skull fractures, severe facial fractures especially to the nose and obstructed esophagus , esophageal varices, and/or obstructed airway. Penggunaan intubasi nasogastrik merupakan kontraindikasi pada pasien dengan dasar patah tulang tengkorak, patah tulang wajah yang parah terutama untuk hidung dan menghalangi kerongkongan , varises kerongkongan, dan / atau saluran udara terhambat.
The use of an NG tube is also contraindicated in patients who have had gastric bypass surgery. Penggunaan tabung NG juga kontraindikasi pada pasien yang telah menjalani operasi bypass lambung.
Complications Komplikasi
Minor complications include nose bleeds , sinusitis, and a sore throat. komplikasi ringan termasuk pendarahan hidung , sinusitis, dan sakit tenggorokan.
Sometimes more significant complications occur including erosion of the nose where the tube is anchored, esophageal perforation, pulmonary aspiration, a collapsed lung, or intracranial placement of the tube. Kadang-kadang lebih komplikasi signifikan terjadi termasuk erosi dari hidung dimana tabung berlabuh, perforasi kerongkongan, aspirasi paru, paru-paru runtuh, atau penempatan intrakranial tabung. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Stevens%25E2%2580%2593Johnson_syndrome
JAWABAN.
DERMATITIS HUMAROID .ALERGI SUSU PADA BAYI KARENA BAYI MEMILIKI KULIT TIPIS.
UTRIKARIA KARENA KALIGATA DIMANA SAJA.TANGAN DAN KAKI KARENA MUDAH DI SERANG.